Tragis, Perempuan Rohingya Jadi Korban Aksi Pemerkosaan Militer Myanmar
Pasukan keamanan Myanmar melakukan "pemerkosaan secara meluas" terhadap perempuan dan anak perempuan Rohingya sebagai bagian dari kampanye pembersihan etnis di negara bagian Rakhine, Human Rights Watch (HRW) dalam sebuah laporan.
Seorang gadis Rohingya berusia 15 tahun mengatakan kepada Human Rights Watch (HRW) bahwa tentara menelanjangi dirinya dan menyeretnya dari rumahnya ke pohon terdekat dimana sekitar 10 pria memperkosanya.
"Mereka meninggalkan saya dimana saya berada. Ketika saudara laki-laki dan perempuan saya datang untuk menjemput saya, saya terbaring di sana di lapangan, mereka mengira saya sudah mati," ungkap gadis dari desa Hathi Para, Maungdaw, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera, Kamis (16/11/2017).
Dia adalah satu dari 52 pengungsi wanita yang badan hak asasi yang berbasis di New York mewawancarai laporan yang dipublikasikan pada hari Kamis (16/11/2017).
Tentara Myanmar sebelumnya telah merilis sebuah laporan yang menolak semua tuduhan pemerkosaan dan pembunuhan oleh pasukan keamanan yang disebut "tidak masuk akal" oleh sebuah kelompok hak asasi manusia.
Lebih dari 600.000 mayoritas Muslim Rohingya telah dipaksa untuk berlindung di negara tetangga Bangladesh dan rumah dan properti mereka telah hancur dalam serangan pembakaran sejak 25 Agustus. Ratusan dari mereka juga telah dibunuh oleh tentara Myanmar dan gerombolan Budha.
Laporan tersebut juga mengutip banyak korban perkosaan yang melaporkan "hari-hari penderitaan berjalan dengan alat kelamin bengkak dan robek saat melarikan diri ke Bangladesh".
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo