Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut B. Pandjaitan menyebutkan Indonesia merupakan salah satu negara penghasil sampah plastik di laut terbesar ke-2 di dunia setelah China.
Setidaknya ada 2.400 ton sampah plastik yang terbuang ke laut setiap detik, 8 juta ton sampah plastik setiap tahun ke laut, dan bila tidak ada perubahan penanganan sampah, maka diperkirakan jumlah sampah plastik akan lebih banyak dari ikan pada tahun 2050.
"Saat ini kita belum menyadari dampak dari sampah plastik yang terbuang ke sungai dan sampai ke laut," kata Luhut kepada wartawan usai mengikuti Lokakarya Program Penataan Sungai Citarum di Bandung, Rabu (22/11/2017).
Berdasarkan hasil kajian bersama yang dilakukan pemerintah dengan Universitas Hasanuddin Makassar dan Universitas California Davis bahwa ikan di perairan Indonesia dan Amerika sudah mengandung mikro plastik dengan jumlah yang berbeda.
"Sampah plastik ini akan berubah menjadi mikro plastik, dan mikro plastik akan dikonsumsi oleh ikan, dan ikannya dikonsumsi oleh manusia," ujar Luhut
Luhut menegaskan guna mendukung pengendalian sampah plastik, pemerintah telah melakukan sejumlah aksi penanganan sampah plastik dan implementasi pemanfaatan limbah dari plastik. Seperti pengangkatan sampah di Cakung Drain Cilincing, pembuatan aspal plastik-tar road, dan meninjau teknologi pengangkatan sampah plastik di perairan.
?Untuk itu, pertemuan ini kita laksanakan sebagai upaya untuk menyamakan persepsi tentang permasalahan dan tantangan yang kita hadapi bersama dalam mengendalikan sampah yang berasal dari sungai Citarum yang bermuara ke Laut Jawa, khususnya dalam melakukan penataan Sungai Citarum oleh semua pihak yang terkait, mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, perusahaan, tokoh masyarakat, komunitas lingkungan, budayawan, dan stakeholders secara umum,? ujar Menko Luhut
Menko Luhut menambahkan pihaknya sengaja mengundang para pimpinan perusahaan yang berlokasi di sepanjang DAS Citarum untuk meningkatkan komitmen dalam menjaga lingkungan serta melakukan perbaikan dalam pengelolaan buangan industri yang dihasilkan, terutama yang langsung dialirkan ke Sungai Citarum.?
Menurutnya, Program Bestari untuk mengendalikan sampah di Sungai Citarum yang dilakukan Pemerintah Jawa Barat baru berhasil menangani sebagian sampah domestik. Namun limbah industri yang mencemari Sungai Citarum masih jauh dari yang diharapkan.
?Kami berharap komitmen dari industri yang belum memiliki IPAL untuk segera membangun secara mandiri maupun secara berkelompok, agar tidak menambah peliknya permasalahan dalam melakukan penataan Sungai Citarum,? pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil