Di era inovasi di mana teknologi berkembang dan disrupsi terjadi pada tingkat kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya, kemampuan manusia untuk memprediksi masa depan semakin tidak dapat diandalkan karena dunia bergerak lebih cepat, menjadi lebih tidak menentu dan lebih kompleks. Seorang petinju legendaris Mike Tyson pernah berkata, ?Semua orang punya rencana sampai mereka menerima pukulan di mulutnya.? Ucapan ini semakin sejalan dengan konteks kehidupan saat ini, di mana rencana bisnis yang berlangsung selama dua tahun bisa ketinggalan jaman sebelum rencana tersebut selesai.
Akibatnya, model top-down (atas-bawah) tradisional untuk ?merencanakan, menetapkan dan menjalankan? tampaknya kehilangan relevansinya. Agar perusahaan menjadi semakin lincah dan responsif terhadap perubahan kebutuhan pelanggan, perusahaan saat ini memberdayakan setiap individu untuk memulai dan melakukan perubahan dengan cepat dari bawah ke atas.
Komunitas open source dikembangkan atas dasar konsep dan keyakinan yang sama bahwa seberapapun besarnya kontribusi setiap orang akan berdampak terhadap hasil akhir. Partisipasi aktif dari setiap individu ini, baik itu penjelajah, pengembang, pemimpi dan setiap orang yang berada di balik layar, maupun kolaborasi konstan dengan komunitas pemimpin TI, perusahaan dan mitra, membentuk masa depan TI.
Dengan kata lain, inovasi hanya mungkin terjadi karena setiap individu yang berkontribusi di dalamnya. Nasib perusahaan tidak lagi berada di tangan segelintir orang saja, namun di tangan banyak individu secara bersama-sama, di mana satu semangat, satu ide, satu individu yang berusaha memberikan dampak positif merupakan elemen-elemen yang diperlukan untuk mendorong transformasi.
Memperkuat Dampak Setiap Individu
Cara kerja open source, yang menerapkan prinsip-prinsip pengembangan software open source yang melampaui teknologi, telah terbukti efektif dalam meningkatkan proses dan budaya untuk mendorong inovasi. Dengan mengadopsi pertukaran terbuka, partisipasi kolaboratif, pemrototipean cepat, meritokrasi, dan pengembangan masyarakat, sistem ?mencoba, mempelajari dan memodifikasi? secara efektif mengembangkan sebuah lingkungan yang memberdayakan aksi-aksi individual. Inilah prinsip-prinsip yang menjadi inti DNA Red Hat dalam membentuk budaya perusahaan, yang menjadikannya sebagai perusahaan open source senilai 2 miliar dolar pertama di dunia saat ini.
Alasan mengapa cara open source bekerja dengan baik adalah karena teknologi ini membangun lingkungan yang memungkinkan dan mendorong partisipasi individu. Pada akhirnya, partisipasi individu tersebut adalah hal yang terus mengembangkan lingkungan menjadi lebih baik. Misalnya, perusahaan digital saat ini, yang telah berkembang dengan konsep ekonomi berbagi (sharing economy), seperti Grab, Airbnb, Facebook. Para disruptor ini menciptakan model-model bisnis yang sukses yang pada dasarnya merupakan platform dan ekosistem bagi individu untuk berkontribusi. Jika bukan karena pengemudi Uber, host Airbnb atau pengguna Facebook seperti Anda dan saya, perusahaan-perusahaan ini tidak akan menjadi sedisruptif seperti sekarang ini.
Beberapa pihak yang berusaha untuk mendorong dampak setiap individu adalah para pelanggan, mitra dan kontributor dalam komunitas open source. Red Hat, yang serupa dengan para disruptor di atas, berfungsi sebagai pengembang komunitas untuk menetapkan tujuan bersama di antara semua, sebagai kontributor yang secara aktif mengkontribusikan code kepada komunitas pengembang, serta sebagai pengujian kurator, yang memperkuat dan membuat teknologi-teknologi open source menjadi aman dan dapat diandalkan.
Melampaui Teknologi
Cara berpikir dan pendekatan open source yang sama tentu saja tidak hanya mendorong inovasi di dunia teknologi. Cara berpikir dan pendekatan tersebut juga membuat perbedaan dalam menciptakan dampak positif bagi komunitas dan masyarakat yang lebih luas.
Inovasi open source telah menghasilkan partisipasi dan kontribusi masyarakat yang lebih besar dalam berbagai inisiatif pemerintah terbuka di seluruh dunia. GovTech Singapore bermitra dengan Singapore Civil Defence Force untuk mengembangkan MyResponder, sebuah aplikasi yang memungkinkan sukarelawan yang berada dalam radius 400 meter dari seorang korban serangan jantung untuk memberikan bantuan cepat tanggap sebelum ambulans tiba. Inovasi luar biasa semacam ini akan berkembang dan akan sungguh-sungguh meningkatkan kehidupan masyarakat hanya dengan partisipasi dari ratusan ribu sukarelawan, yaitu individu-individu yang memiliki keahlian yang tepat, semangat, dan motivasi untuk menjadikannya berhasil.
Oleh: Rully Moulany, Country Manager, Red Hat Indonesia
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Sufri Yuliardi
Editor: Sufri Yuliardi
Tag Terkait: