Menteri Energi Uni Emirat Arab, Suhail bin Mohammed al-Mazroui, mengatakan pada Senin (11/12/2017) bahwa produsen minyak OPEC dan non-OPEC berencana untuk mengumumkan sebuah strategi keluar dari pemotongan pasokan global pada Juni, namun itu tidak berarti bahwa kesepakatan tersebut akan berakhir pada saat itu.
Mazroui mengatakan terlalu dini untuk membicarakan tentang bentuk atau wujud strategi keluar tersebut sebelum Juni, ketika OPEC, Rusia dan produsen lainnya yang berpartisipasi dalam kesepakatan pengurangan pasokan-yang bertujuan untuk meningkatkan harga minyak-akan bertemu berikutnya.
"Kami akan mengumumkan sebuah strategi dalam pertemuan bulan Juni. Itu tidak berarti kita akan keluar pada Juni. Itu berarti kita akan menghasilkan strategi," katanya kepada wartawan di Abu Dhabi.
"Mudah-mudahan pasar akan berada dalam posisi yang jauh lebih baik bagi kami untuk datang dan mengumumkan strategi keluar," katanya.
"Apa strategi itu? Tidak ada yang bisa memberi tahu Anda bentuknya, wujudnya, bagaimana hal itu akan dilakukan, sebelum pertemuan semua orang. Setiap suara diperhitungkan dalam kelompok ini. Tidak adil bagi siapa pun untuk datang dan memprediksi." UEA memegang jabatan presiden dari 14 negara Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak pada 2018.
Menteri Perminyakan Kuwait, Essam al-Marzouq, mengatakan pada Minggu (10/12) bahwa OPEC dan produsen minyak lainnya sebelum Juni akan mempelajari kemungkinan strategi keluar dari kesepakatan global.
"Saya pikir kesepakatan itu telah berjalan dengan sempurna. Kami sangat optimis dengan pertumbuhan tahun depan, baik pertumbuhan ekonomi dunia maupun pertumbuhan permintaan," kata Mazroui, menambahkan bahwa OPEC "akan selalu melakukan yang terbaik untuk pasar".
Rusia, yang tahun ini mengurangi produksi secara signifikan dengan OPEC untuk pertama kalinya, telah mendorong sebuah pesan yang jelas tentang bagaimana cara keluar dari pemotongan sehingga pasar tidak segera mengalami defisit terlalu cepat, harga tidak reli terlalu cepat dan pesaing perusahaan-perusahaan minyak serpih AS tidak meningkatkan produksi lebih lanjut.
Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan pada Rabu (6/12) bahwa terlalu dini untuk membicarakan kemungkinan keluar dari kesepakatan tersebut, dan penarikan akhirnya harus dilakukan secara bertahap.
Novak mengatakan mungkin diperlukan waktu antara tiga hingga enam bulan untuk keluar dari kesepakatan tersebut, tergantung pada keadaan pasar minyak global dan permintaan minyak mentah.
Berdasarkan kesepakatan tersebut, produsen-produsen memotong pasokan sekitar 1,8 juta barel per hari.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil