Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Via Survei Instrat, Nama Emil Masih Tertinggi

        Via Survei Instrat, Nama Emil Masih Tertinggi Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
        Warta Ekonomi, Bandung -
        Indonesia Strategic Institute (Instrat) menempatkan Ridwan Kamil pada posisi teratas dalam elektabilitas yang didapat dari hasil survei persepsi warga Jawa Barat menjelang Pemilihan Gubernur Jawa Barat (Pilgub Jabar) 2018.

        Analis Sosisal Instrat, Adi Nugroho mengungkapkan elektabilitas lima nama Bakal Calon Gubernur (Balongub) Jabar yakni Ridwan Kamil 28 persen, Deddy Mizwar 16 persen, Dedi Mulyadi 13 persen, Puti Guntur S 3 persen dan Anton Charliyan 1 persen.

        Namun, jika melihat dari beberapa simulasi berpasangan. Instrat mendapatkan hasil yang lebih ketat, terutama jika dalam skema 3 pasangan.

        "Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum 21 persen, Deddy Mizwar-Akhmad Syaikhu 14 persen, Dedi Mulyadi-Anton Charliyan 9 persen. Sedangkan angka tidak memilih adalah 3 persen, disusul belum menentukan jawaban 53 persen," kata Adi di Bandung, Senin (18/12/2017).

        Hasil survei tersebut, terdapat kecenderungan Ridwan Kamil mengalami penurunan elektabilitas jika dipasangkan dengan calon wakil gubernur siapa pun, termasuk dengan Uu Ruzhanul Ulum.

        "Deddy Mizwar justru mengalami kenaikan potensi elektabilitas jika dipasangkan dengan Akhmad Syaikhu. Begitu juga Dedi Mulyadi, menyusul dengan jarak yang tidak begitu jauh dengan pasangan Demiz-Syaikhu," ungkap Adi.

        Dia menilai, untuk menjadikan Pilgub Jabar yang menarik, ada baiknya kombinasi yang sudah ada dapat dipertahankan. Khususnya pasangan Demiz-Syaikhu yang paling berpotensi berkompetisi ketat dengan Ridwan Kamil.

        "Kombinasi pasangan calon paling memungkinkan terjadinya kompetisi yang seru hanya dengan kemunculan tiga pasang calon yang di dalamnya terdapat Emil, Demiz, dan Dedi," tutur Adi.

        Pilgub Jabar akan berlangsung tidak kompetitif apabila koalisi yang dibangun Demiz-Syaikhu bubar. Hal tersebut, tentunya akan mengakibatkan keuntungan yang besar bagi Ridwan Kamil.

        "Itu dapat menyebabkan potensi keuntungan yang signifikan bagi Ridwan Kamil," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Saepulloh
        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: