Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Barat menemui kendala dalam menghentikan aksi mogok pedagang ayam di Bandung Raya.
Plt Kepala Disperindag Jabar, Hening Widyatmoko menjelaskan kesulitan tersebut karena kota Bandung hanya sebagai tempat penjualan saja. Sedangkan selama ini pasokan daging ayam berasal dari Kabupaten Bandung, Garut dan Ciamis.
"Karena Bandung merpakan tempat penjualan sementara pasokannya berasal dari Kabupaten Bandung, Garut dan Ciamis sehingga sangat terbantu bagaimana di hulu bisa menyelesaikan masalah agar tidak terjadi lonjakan harga,"?katanya kepada wartawan di Bandung, Jumat (19/1/2018).
Sebelumnya, aksi mogok itu dilakukan oleh Asosiasi pedagang daging ayam dan sapi di Cianjur sudah dilakukan sejak 11-13 Januari 2018 lalu. Namun?berakhir dengan cara yang baik karena Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur mempertemukan antara penjual dengan peternak sehingga ditetapkan bahwa harga daging ayam maksimal Rp33 ribu/kg.
"Apa yang terjadi dengan mogok berjualan pedagang daging ayang di Bandung Raya sempat terjadi di Cianjur tapi bisa diselesaikan dengan baik," jelasnya.
Widi sapaan Kadisperindag Jabar mengimbau agar konsumen dan para pedagang daging ayam tetap tenang karena kondisi tersebut hanya bersifat musiman.
Pada saatnya harga daging ayam di kota Bandung akan kembali normal yakni sekitar Rp33 sampai Rp35 ribu. Meskipun di Kabupaten tergolong mahal.
"Kami minta kepada para oedagang untuk tidak panik. Saya berharap ini adalah kondisi yang musiman," ujarnya.
Disperindag Jabar memastikan ketersediaan daging ayam tidak perlu dikahwatirkan walaupun sejak dua minggu terkahir terjadi lonjakan harga.
"Kisaran harga daging ayam itu di Bandung masih terbilang normal. Jangan khawatir daging ayam tidak ada dan turun harganya," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: