Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Australia Award, Beri Peluang Indonesia Berjejaring di Pasar Australia

        Australia Award, Beri Peluang Indonesia Berjejaring di Pasar Australia Kredit Foto: Ning Rahayu
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Asosiasi Fintech Australia mengumumkan empat pemenang program beasiswa yang terdiri dari DOKU, M-SAKU, Connector.id, dan Privy ldentitas International dalam acara Forum Digital Indonesia-Australia, Rabu (31/1/2018) di Jakarta. Keempat pemenang mendapatkan beasiswa berupa perjalanan kunjungan selama dua minggu ke Australia untuk bertemu dengan pelaku industri dan investor yang dapat mendukung perkembangan usaha mereka masing-masing.?

        Program tersebut merupakan bagian dari program penghargaan Australia Awards, yang memberi kesempatan bagi masyarakat Indonesia untuk mendapatkan pengalaman serta jejaring di pasar Australia. Tahun ini merupakan tahun pertama penyelenggaraan program tersebut yang ditujukan bagi perusahaan tekfin di Indonesia.?

        Bentuk nyata kolaborasi kedua asosiasi diwujudkan lewat penyelenggaraan sesi "Expert Gym" sebagai bagian dari rangkaian acara lndonesia-Australia Digital Forum. Sesi ini merupakan seminar rutin bagi para anggota Asosiasi Fintech Indonesia yang mengangkat topik-topik relevan dengan isu terkini dunia tekan dengan narasumber terkemuka, sekaligus sebagai ajang berbagi praktik cerdas dan kesempatan untuk berjejaring dan berkolaborasi. Topik yang diangkat kali ini adalah "Digital KYC: Global Trends and Local Challenge" dan "RegTech for Financial lnclusion" yang menghadirkan para pakar dan pelaku usaha tekfin dari Indonesia dan Australia.?

        Selain itu, Asosiasi Fintech Indonesia dan Australia juga akan bekerja sama dalam Fintech Space, yang yang merupakan co-working space khusus tekfin yang pertama di Indonesia. Sebagai platform kolaborasi, industri tekfin dari kedua pihak dapat bertukar gagasan dan solusi untuk melahirkan inovasi-inovasi baru yang dapat mempercepat pertumbuhan industri tekfin.?

        Ari Awan, Wakil Sekretaris Umum AFTECH mengatakan, kerja sama ini semakin mempertegas potensi besar industri tekfin Indonesia yang sudah diakui oleh negara lain. "AFTECH telah secara konsisten mendorong semangat kolaborasi dan kami bangga semangat ini tidak hanya dapat diimplemetasikan antar pemangku kepentingan didalam negeri, namun juga bisa ditingkatkan sampai ke tingkat internasional. Kami percaya, kolaborasi ini merupakan bentuk hubungan jangka panjang antara Indonesia dan Australia untuk saling mendukung stabilitas dan ketahanan sistem keuangan di Indonesia, serta mencapai peningkatan ekonomi dan kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia," kata Ari.?

        Mengenai potensi industri tekfin di Indonesia, Ajisatria Suleiman menjelaskan, peluang pertumbuhan industri tekfin di Indonesia yang masih terbuka lebar. "Sejak tahun 2015, pertumbuhan industri tekfin di Indonesia terjadi sangat pesat, dimana saat ini kami mencatat terdapat sekitar 205 perusahaan tekfin yang bergerak aktif (per Desember 2017)," jelasnya.?

        Dari sisi teknologi, menurut Aji, mayoritas teknologi yang digunakan oleh perusahaan tekfin adalah mobile, API dengan lembaga keuangan, komputasi awan, analisis?big data, dan online-to-offline (o2o). Adanya pertukaran teknologi yang dihasilkan dari kolaborasi ini akan dapat mendorong perkembangan lingkungan usaha yang menguntungkan, sekaligus mendorong inklusi keuangan, baik untuk dunia usaha maupun individual.

        Indonesia berkembang sebagai pusat tekfin dan usaha rintisan (startup) ke-2 terbesar di wilayah Asia Tenggara, yang ditandai dengan adanya 53 proyek investasi di industri tekfin yang diprediksi akan selesai di tahun 2017, dan total investasi senilai US$3 miliar yang dikucurkan untuk mendukung perusahaan tahap awal (early stage) dan startup hingga tahun ini.

        Di saat yang bersamaan, Australia saat ini memiliki industri tekfin yang sangat aktif dengan pertumbuhan jumlah perusahaan dari 100 perusahaan di tahun 2014 menjadi hampir 600 perusahaan saat ini. Startup di Australia didominasi oleh tekfin dengan satu dari lima pendiri startup mengincar industri ini.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ning Rahayu
        Editor: Fauziah Nurul Hidayah

        Bagikan Artikel: