Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Makassar -
Sulsel didaulat menjadi percontohan nasional pelaksanaan pemilihan kepala daerah alias pilkada damai. Olehnya itu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) memilih Kota Makassar, Sulsel, sebagai pusat pelaksanaan deklarasi damai, Minggu, (18/2) kemarin.
Ketua KPU Republik Indonesia, Arief Budiman, mengharapkan Sulsel menjadi percontohan sekaligus menginspirasi 171 daerah yang menghelat pilkada tahun ini. Toh, selama ini Sulsel menjadi barometer pesta demokrasi di Indonesia. Tentu itu menjadi tantangan mengingat provinsi ini identik dengan label zona merah alias rawan konflik.
"Satu pemilihan gubernur ditambah 12 pemilihan bupati/wali kota itu, potretnya mirip dengan pilkada di 171 daerah dan pileg serta pilpres 2019. Siapa yang menguasai di pilkada 2018, kemungkinan juga akan menguasai di 2019. Di Sulsel, 12 daerah itu pemilihnya 70 persen dari total pemilih se -Sulsel. Jadi, 12 daerah ini siapa yang bisa menguasai, itu kemungkinan besar dapat menguasai untuk provinsi," kata Arief.?
Di hadapan ribuan masyarakat di acara Deklarasi Pilkada Damai di Anjungan Pantai Losari, Kota Makassar, Arief berpesan penyelenggara pemilu di daerah harus membuka luas akses publik untuk mengetahui tahapan pemilu. Sedangkan bagi peserta pemilu, sambung dia, juga harus transparan terhadap seluruh program dan visi misi.
"Kami melihat Makassar sebagai tempat yang strategis untuk bisa menjadi salah satu corong menyebarkan pilkada yang damai," ujar Arief.
Menurut dia, Makassar merupakan salah satu daerah yang jumlah dan karakteristik pemilih yang terbilang sensitif. Jadi, perlu diingatkan, bagi penyelenggara pemilu harus hati-hati, begitupun dengan peserta pemilu dan pemilih.?
"Mudah-mudahan apa yang disuarakan dari Makassar memberi pengaruh ke daerah lain agar pemilu bisa damai," harapnya.?
Sementara itu, Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, menyampaikan sebagai gubernur dan mewakili masyarakat Sulsel, menyambut baik deklarasi pilkada damai yang dipusatkan di Makassar. Sejauh ini, dalam setiap proses demokrasi yang dilewati selama pilkada, Sulsel selalu menjadi daerah yang masuk zona merah, tapi mampu dijalani dengan damai.?
"Saya yakin, kali inipun akan berjalan damai, tentram, lancar dan teratur. Dan kita semua terbiasa patuh pada aturan," kata Gubernur Syahrul.?
Ia melanjutkan kampanye pilkada tanpa hoax, SARA, dan politik uang, semua sesuai dengan simbol adat budaya kita. Masyarakat Sulsel bisa dinamis, bisa berkompetisi secara tajam, tetapi norma-norma sipakatau, sipakalebbi, pacce dan siri, harus terjaga dengan baik.?
"Saya yakin, aparat keamanan TNI Polri juga sudah punya protap untuk mendukung KPU dan Panwas," pungkasnya.?
Dalam deklarasi tersebut, Gubernur Syahrul juga ikut melakukan longmarch untuk mendukung pilkada damai. Deklarasi juga dihadiri kandidat yang akan bertarung di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulsel, serta dilakukan penandatanganan pernyataan siap menang dan siap kalah oleh para kandidat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: