Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kemendag Jemput Bola dengan 'Temu Bisnis'

        Kemendag Jemput Bola dengan 'Temu Bisnis' Kredit Foto: Kementerian Perdagangan
        Warta Ekonomi, Taipei -

        Salah satu kegiatan dalam misi dagang Kementerian Perdagangan adalah temu bisnis (business matching) antara pelaku usaha Indonesia dengan pelaku usaha asing, sebagaimana dikatakan oleh Arlinda selaku
        Direktur Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan.

        "Temu bisnis adalah misi dagang dari Kementerian Perdagangan di mana kami harus mempertahankan pasar yang sudah ada tetapi kami juga harus meningkatkan perdagangan tradisional di kawasan lain," kata Arlinda di sela-sela kegiatan temu bisnis di Taipei, Taiwan, Sabtu (24/3/2018).

        Temu bisnis merupakan salah satu kegiatan dari serangkaian kegiatan dalam Indonesia Week 2018 di Taipei, Taiwan, yang diselenggarakan oleh Kementerian Perdagangan bersama dengan Kantor Dagang Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taiwan. Lebih lanjut Arlinda menjelaskan bahwa Taiwan merupakan salah satu pasar utama Indonesia, mengingat posisi Taiwan berada di urutan 11 untuk kawasan dengan ekspor terbesar dari Indonesia.

        "Ini temu bisnis pertama di Taiwan, jadi kami melakukan penjemputan bola supaya pelaku usaha Taiwan dapat melihat lebih dekat produk-produk yang dihasilkan oleh negara kita," tutur Arlinda.

        Arlinda menjelaskan bahwa produk unggulan yang disajikan dalam temu bisnis adalah kopi dan sawit. Selain kopi dan sawit, dalam temu bisnis Indonesia juga mengunggulkan sektor investasi pariwisata dan tenaga kerja.

        Kepala KDEI di Taiwan Robert James Bintaryo mengatakan pihaknya mentargetkan temu bisnis tersebut dapat menghasilkan 25 juta dollar AS. Sampai dengan Sabtu (24/3/2018) pagi, temu bisnis pertama di Taiwan sudah berhasil mencapai 30,6 juta dollar AS.

        "Untuk temu bisnis pertama di Taiwan, ternyata untuk tenaga kerja masih menjadi komoditi unggulan, dengan menghasilkan potensi kontrak senilai 15 juta dollar AS," pungkas Robert. (HYS/Ant)

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Hafit Yudi Suprobo

        Bagikan Artikel: