Korea Utara dan Korea Selatan akan mengadakan KTT pertama mereka dalam lebih dari satu dekade pada tanggal 27 April, para pejabat Korea Selatan mengatakan pada hari Kamis (29/3/2018), setelah pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berjanji untuk merealisasikan upaya denuklirisasi di kawasan Semenanjung Korea seiring dengan meredanya ketegangan antara musuh lama tersebut.
Pejabat pemerintah Korea Selatan mengumumkan tanggal KTT setelah mengadakan pembicaraan tingkat tinggi dengan rekan-rekan Korea Utara mereka pada hari Kamis (29/3/2019).
Kedua Korea telah sepakat awal bulan ini untuk mengadakan pertemuan puncak di desa perbatasan Panmunjom ketika Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in mengirim delegasi ke Pyongyang untuk bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. Pembicaraan Kamis adalah yang pertama antara kedua Korea sejak delegasi kembali dari Korea Utara.
Pernyataan bersama dari dialog mengatakan dua Korea akan mengadakan pertemuan tingkat kerja pada 4 April untuk membahas rincian untuk KTT, seperti dukungan staf, keamanan dan rilis berita.
Tidak ada rincian tentang agenda KTT yang dirilis, dengan Menteri Unifikasi Cho Myong-gyon mengatakan kedua belah pihak sepakat lebih banyak waktu diperlukan untuk menyelesaikan rincian meskipun mereka telah bertukar pendapat tentang agenda "sepenuhnya" pada hari Kamis (29/3/2018).
Cho mengatakan agenda KTT sebagian besar akan membahas denuklirisasi Semenanjung Korea dan peningkatan hubungan antar-Korea tetapi menolak untuk menjelaskan lebih lanjut.
"Kami masih memiliki cukup banyak masalah untuk diselesaikan pada tingkat kerja untuk persiapan selama bulan depan," ungkap Ri Son Gwon, ketua komite Korea Utara untuk penyatuan kembali negara secara damai dalam pidato penutupan kepada delegasi Korea Selatan, sebagaimana dikutip dari Reuters, Kamis (29/3/2018).
"Tetapi jika kedua pihak sangat memahami makna dari KTT ini dan memberikan semuanya upaya yang dibutuhkan, kita akan dapat menyelesaikan semua masalah dengan cepat dan damai," pungkas Ri.
Korea Utara dan Selatan telah mengalami pelambatan signifikan dalam ketegangan sejak Olimpiade Musim Dingin di Selatan pada bulan Februari. Secara teknis masih berperang setelah konflik 1950-53 berakhir dengan gencatan senjata, bukan gencatan senjata.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo