Wisatawan Rusia dan Malaysia mulai bergairah mengunjungi daerah tujuan wsata Pulau Bali, karena kunjungan masyarakat kedua negara itu meningkat masing-masing sebesar 4,52 persen dan 6,63 persen.
"Wisatawan Rusia menikmati panorama alam dan keunikan seni budaya Bali sebanyak 12.989 orang selama bulan Januari 2018, meningkat 562 orang atau 4,52 persen dibanding bulan yang sama tahun 2017 yang tercatat 12.427 orang," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali adi Nugroho di Denpasar, Senin (2/4/2018).
Ia mengatakan, kunjungan wisatawan asal Rusia ke Bali tersebut dibandingkan dengan bulan sebelumnya meningkat sebanyak 9.501 orang atau 36,71 persen, karena bulan Desember 2017 hanya menerima 9.501 orang.
Mereka sebagian besar datang melalui Bandara Ngurah Rai, Bali dan hanya 140 orang lewat pelabuhan laut dengan menumpang kapal pesiar.
Adi Nugroho menambahkan, sedangkan masyarakat Malaysia yang berwisata ke Bali sebanyak 12.938 orang yang terdiri atas lewat Bandara Ngurah Rai 12.021 orang dan pelabuhan laut 917 orang.
Jumlah tersebut meningkat 804 orang atau 6,63 persen dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya (Januari 2017) yang tercatat 12.134 orang, atau menurun 2.647 orang atau 16,98 persen dibanding bulan Desember 2017 yang mencapai 15.585 orang.
Kunjungan wisatawan Rusia dan Malaysia masing-masing memberikan kontribusi 3,63 persen dan 3,61 persen dari total wisman ke Bali sebanyak 358.065 orang selama Januari 2018, meningkat 13,34 persen dibanding bulan Desember 2017 yang tercatat 315,909 orang.
Adi Nugroho menjelaskan, Rusia dan Malaysia masing-masing berada pada peringkat ketujuh dan kedelapan dari sepuluh negara terbanyak memasok pelancong ke Pulau Dewata.
Australia yang menempati peringkat teratas mampu memberikan kontribusi sebesar 24,20 persen, menyusul China 13,15 persen, India 8,10 persen, Jepang 3,97 peren, Inggris 3,92 persen dan Amerika Serikat 3,83 persen.
Sementara Korea Selatan berada pada peringkat ke sembilan, setingkat di bawah Malaysia mampu memberikan kontribusi 2,52 persen, Singapura 2,17 persen dan berbagai negara lainnya di belahan dunia 30,91 persen, ujar Adi Nugroho.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil