Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bamsoet: Proxy War Jadi Model Perang Zaman Now

        Bamsoet: Proxy War Jadi Model Perang Zaman Now Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ketua DPR RI Bambang Soesatyo mengingatkan, perang yang terjadi di masa kini dan di masa depan bukan hanya menggunakan senjata nuklir maupun militer lainnya. Perang saat ini lebih ke arah perang cyber atau proxy war dan perang non militer dengan spektrum yang luas serta aktor yang tak tampak.

        "Kita memasuki fase tidak lagi berperang dengan musuh dari luar yang terlihat wujudnya. Namun kita diruntuhkan dari dalam melalui operasi psikologis dengan berbagai strategi dan menggunakan operasi media sebagai salah satu senjatanya. Bukan hanya media mainstreem saja, melainkan juga media sosial," ujar Bamsoet saat menerima Dewan Pertahanan Nasional (Wantanas) di ruang kerja pimpinan DPR RI, Jakarta, Kamis (12/4/2018).

        Hadir menemani Ketua DPR, anggota Fraksi Partai Golkar DPR RI Mukhamad Misbakhun dan anggota Fraksi Nasdem DPR RI Ahmad Sahroni.

        Lebih lanjut politisi Partai Golkar ini menjelaskan, perang yang terjadi bukan hanya melibatkan satu negara dengan negara lainnya sebagai aktor utama. Namun lintas aktor dengan spektum yang luas, tidak membedakan sipil dan militer serta tidak mengenal masa perang dan masa damai. Kaidah dan hukum perang seakan tidak ada artinya lagi.

        "Maraknya informasi hoax, pengaburan fakta, hate speech, fake news maupun pencurian data pribadi merupakan beberapa bentuk konkrit perang di masa kini. Perang digital seperti ini tidak mengenal batas wilayah, umur ataupun waktu," ujar Bamsoet.

        Politisi Partai Golkar ini menegaskan, penyebaran hoax dan fake news harus terus diantisipasi sedini mungkin. Jangan sampai anak bangsa terkoyak karena noda adu domba berdasarkan hoax.

        "Peredaran berita hoax di media sosial sudah sangat mengkhawatirkan. Kita tidak ingin bangsa terpecah belah karena berita hoax. Wantanas harus menjadi bagian yang melindungi bangsa dan negara terhadap serbuan berbagai tindakan tersebut," ujar Bamsoet.

        Bamsoet berpesan agar Wantanas bisa mengedukasi seluruh masyarakat Indonesia menjadi agen pemberantasan hoax dan hate speech. Terlebih, hoax dan hate speech saat ini menjadi dua hal yang sedang diperangi dunia.?

        "Bukan hanya di Indonesia, di belahan negara lain juga sedang perang melawan hoax dan hate speech. Perlu edukasi yang terus menerus kepada masyarakat agar bisa menyikapi dan menyaring informasi yang masuk secara cerdas dan bijak," kata Bamsoet.

        Mantan Ketua Komisi III DPR RI ini menambahkan, terobosan-terobosan baru harus dilakukan Wantanas guna menumbuhkan rasa nasionalisme dan semangat bela negara. Tidak cukup dengan cara konvensional, seperti apel siaga. Wantanas juga dapat melakukan dari sisi budaya.

        "Wantanas bisa mensosialisasikan semangat bela negara, salah satu contohnya melalui film. Kalau kita lihat film-film produksi Amerika, pasti selalu ada bendera Amerikanya. Itu bisa kita tiru. Setiap film Indonesia yang dibuat coba banyak menampilkan bendera merah putih untuk menumbuhkan nasionalisme," pungkas Bamsoet.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Bagikan Artikel: