Desa Purworeja, Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah sepertiga penduduknya merupakan buruh migran. Mayoritas mereka adalah ibu-ibu, baik yang masih aktif menjadi buruh migran di luar negeri ataupun yang sudah puna, atau tak lagi menjadi buruh migran. Bagi mereka yang sudah purna kini memiliki kegiatan produktif lain seperti menjahit, membuat kerajinan tangan, membuat aneka makanan, dan lain-lain.?
Hikmah Fitria Prabandari, Fasilitator Rumah Zamat di desa tersebut mengungkapkan, dulu masyarakat desa tersebut pernah mendapatkan pelatihan pengolahan jagung dari pemerintah agar para ibu-ibu di desa tersebut memiliki skill sehingga tidak perlu menjadi buruh migran. Namun pelatihan tersebut berhenti dan tidak berkesinambungan.?
Melihat hal itu, Fitria mewakili Rumah Zakat berinisiatif untuk mengaktifkan kembali program pelatihan yang penah diberikan oleh pemerintah. Tidak hanya melatih bagaimana pengolah makanan dari bahan jagung, tapi juga membuat beraneka makanan seperti abon ikan, kerupuk sayur dan buah, kerajinan tangan, batik dan lain-lain.?
Program tersebut terbukti sangat membantu ibu-ibu di sana. Hasil kerajinan sebagian sudah dijual ke luar negeri melalui jaringan migran yang ada. Sementara produk makanan juga sudah dijual hingga ke luar meskipun baru ke desa terdekat.?
?Untuk meningkatkannya kami butuh pelatihan untuk packaging, branding dan marketing,? ujar Fitria.?
Saat ini Fitria sedang menggagas bagaimana memanfaatkan teknologi digital untuk memasarkan produk olahan dan kejarinan ibu-ibu di sana. Mereka akan bekerja sama dengan anak-anak muda di sana sebagai tenaga marketing dan penjual melalui media sosial dan teknologi digital lainnya. Menjelang Ramadhan ini dia juga mengajak ibu-ibu untuk membuat bingkisan untuk anak yatim.?
?Sehingga ibu-ibu jadi lebih banyak pesanan, mereka kini semakin percaya diri karena dapat penghasilan tanpa perlu ke luar negeri lagi,? imbuh Fitria.?
Sementara itu, CEO Rumah Zakat Nur Efendi menambahkan, apa yang dilakukan Fitria di Desa Purworejo adalah salah satu program yang dijalankan oleh Rumah Zakat sebagai desa berdaya. Untuk menalankan program ini, pihaknya bekerjasama dengan tiga kementerian, yakni Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Badan Perencanaan Nasional, dan Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.?
?Kami sudah berkomitmen dengan kementerian tersebut untuk ikut mengentaskan desa tertinggal dengan desa berdaya,? ujar Nur Efendi.?
Nur Efendi mengungkapkan, sepanjang tahun 2017, Rumah Zakat telah mengelola dana ZIS (Zakat, Infaq, dan Shadaqah) para donatur dengan berbagai program pemberdayaan yang terdapat di 1.056 Desa Berdaya yang tersebar di 172 Kota/Kabupaten dan 21 provinsi di Indonesia. Jumlah penerima manfaat di tahun 2017 mencapai 1.621.982 orang, yang mendapatkan layanan program di bidang Kesehatan (Senyum Sehat), Pendidikan (Senyum Juara), Ekonomi (Senyum Mandiri), dan Lingkungan (Senyum Lestari). Seluruh program ini direalisasikan menjadi total 5.667.164 jumlah layanan bagi masyarakat di tahun 2017.
?Di tahun 2018 ini, Rumah Zakat targetkan untuk bisa membina 1.234 Desa Berdaya di seluruh Indonesia,? tandas Nur Efendi.?
Desa Berdaya adalah proses pemberdayaan wilayah berdasarkan pemetaan potensi lokal di bidang ekonomi, kesehatan, lingkungan, dan pendidikan. Tujuan dari pembinaan Desa Berdaya ini adalah untuk memperbaiki kualitas hidup individu dan komunitas masyarakat. Untuk merealisasikan hal ini kami tentu harus bermitra dengan berbagai stakeholder lokal hingga nasional.?
Nur Efendi menambahkan, untuk menjadi donator di Rumah Zamat kini semakin mudah sejak diluncurkannya platform sharinghappiness.org. Sejak diluncurkan, Januari 2016 lalu, sharinghappiness.org telah menghimpun Rp24 miliar dari 25.000 donatur dan berhasil mendanai 280 projek sosial hingga Maret 2018.?
Untuk semakin memudahkan para donator, Rumah Zakat telah mengupgrade platform tersebut menjadi sharinghappiness 3.0. Perbaikan fitur kemudahan berbagi bagi para pengguna SharingHappiness.org diantaranya adalah: banyaknya pilihan program sosial kemanusiaan, dashboard untuk melihat perkembangan program, proses donasi yang bisa dilakukan kapan dan di mana saja, serta ada ?wish list? yang memungkinkan pemgguna untuk menyimpan dan cek daftar program favoritnya.?
?Respon positif dari para donatur dan masyarakat Indonesia ini menjadi motivasi Rumah Zakat untuk senantiasa melakukan perbaikan dan kemudahan bagi para pengguna SharingHappiness.org,? tutup Nur Efendi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Agus Aryanto
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: