Menkominfo: Hadirnya Aplikasi Callind Bukti Lahirnya Kartini Baru
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengatakan, aplikasi messaging Callind merupakan representatif dari lahirnya kartini baru muda.
"Kartini zaman now?yang tidak hanya bergelut dengan kesetaraan antara wanita atau pria atau gender, tapi bisa memberikan nilai tambah bagi bangsa ini," kata Rudiantara dalam pesan video yang diputar pada soft launching?aplikasi messaging Callind di Hotel Borobudur, Jakarta, Sabtu (21/4/2018) pagi.
Dikatakan Chief R.A, begitu Rudiantara biasa disapa, hadirnya Callind menambah daftar panjang aplikasi lokal. Oleh karena itu, ia mengajak rakyat Indonesia menggunakan aplikasi dalam negeri yang sudah mulai banyak bermunculan.
"Seperti yang hari ini diluncurkan aplikasi media sosial, mesengger, komersil yang disebut Callind yang dikembangkan oleh Mbak Novi dan timnya bertepatan dengan Hari Kartini," ungkapnya.
Sejak dirintis 2016, aplikasi bernama Callind karya Novi Wahyuningsih, gadis asal Desa Tepakyang, Kecamatan Adimulyo, Kebumen, akhirnya resmi diluncurkan. Nuansa peringatan Hari Kartini tampak dengan sejumlah tamu undangan yang mengenakan kebaya.
Hadir pada kesempatan itu Komisaris Utama PT Telkom Indonesia Tbk yang juga ekonom asal Kebumen Hendri Saparini?dan Sekjen Kementerian Kominfo Farida Dwi Cahyarini mewakili Menteri Kominfo Rudiantara.
Founder Callind Novi Wahyuningsih menjelaskan, Callind yang merupakan singkatan dari Calling Indonesia adalah aplikasi chatting yang memungkinkan penggunanya melakukan chat privat, broadcast message, kirim foto, telepon, hingga video call.
Aplikasi yang sudah dapat diunduh di toko aplikasi di Android yakni Play Store, kata Novi, sudah digunakan oleh 350 ribu pengguna Android.
"Ditargetkan 5 juta pada tahun 2018," katanya saat launching bersama Komisaris Callind, Sohwat Hadi, Surahman, dan Triyono.
Aplikasi ini dapat digunakan untuk menemukan sesama pengguna Callind dalam radius 100 km meski belum saling terhubung sebagai kontak.
"Semoga bisa benar-benar diterima di Indonesia dan bahkan merajai di negeri sendiri. Selain itu, bisa juga digunakan oleh masyarakat di dunia. Target 50 juta pengguna dalam 3 tahun semoga juga bisa tercapai," ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Dina Kusumaningrum
Editor: Fauziah Nurul Hidayah