Anak-anak usaha PT Astra International Tbk di sektor otomotif bakal melakukan lokalisasi terhadap produk-produknya. Hal ini dilakukan untuk menyiasati nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang belakangan ini terus-menerus tak berdaya akibat dari indeks dolar yang makin perkasa.
Presiden Direktur Astra International Prijono Sugiarto mengatakan bahwa pihaknya bakal belajar dari krisis tahun 1998 lalu dan pertengahan tahun 2000-an. Ketika itu perseroan menggunakan strategi lokalisasi produk tersebut.?
"Ini membantu pelemahan rupiah ke dolar AS. Banyak yang bertanya apa yang masih tersisa untuk Astra adalah barang-barang yang lokal konten. Kita beruntung lakukan lokalisasi sehingga sekarang ini utilisasi factory Astra beruntung punya Daihatsu hampir dipakai semua," katanya di Jakarta, Rabu (24/4/2018).
Menurutnya, permasalahan pelemahan nilai tukar?rupiah terhadap dolar AS tak hanya menhinggapi Indonesia saja, tapi juga seluruh dunia. Hal tersebut merupakan imbas dari sentimen AS yang menyebabkan indeks dolar terus menguat.
"Evaluasi dari Rp12.000 hingga Rp 14.000 (per dolar AS) atau Rp9.000-Rp10.000 itu karena quantitative?easing. Tapi, kalau Rp9.000-Rp10.000 enggak normal. Semua dunia tergantung dari?quantitative?easing?di AS. Kalau melihat rupiah melemah, harus lihat di negara-negara lain juga melemah," jelasnya.?
Sekadar informasi, anak usaha Astra Group di sektor bisnis otomotif pada kuartal I 2018 mengalami penurunan sebesar 8% menjadi Rp2,1 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara untuk PT Astra Otoparts Tbk yang merupakan bisnis komponen grup mencatat penurunan laba bersih sebesar 1% menjadi Rp146 miliar meski terdapat kenaikan pendapatan sebesar 11%.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Fauziah Nurul Hidayah