Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Rini Enggan Komentari Rencana Mogok Kerja Karyawan Garuda

        Rini Enggan Komentari Rencana Mogok Kerja Karyawan Garuda Kredit Foto: Antara/Fikri Yusuf
        Warta Ekonomi, Bantul -

        Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno enggan mengomentari rencana aksi demonstrasi sejumlah karyawan PT Garuda Indonesia (Persero) yang mempermasalahkan susunan direksi hasil Rapat Umum Pemegang Saham 19 April lalu.

        "Kalau Garuda ini deputinya, Bapak Gatot, bicara dengan Pak Gatot," kata Rini kepada wartawan usai menghadiri panen padi bersama Menteri BUMN di Bulak Jayan, Desa Kebonagung, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (5/5/2018) sore.

        Sementara itu, Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei, dan Jasa Konsultasi Kementerian BUMN Gatot Trihargo mengatakan, saat ini Garuda Indonesia sedang dalam tahap transformasi, setelah tahun lalu perusahaan itu merugi.

        "Terkait rencana (karyawan) mau mogok, sebenarnya semua pihak harus menyadari bahwa kita perlu sama-sama bagaimana meningkatkan kinerja. Kalau mogok, nanti reputasi Garuda juga terdampak," kata Gatot yang mendampingi Menteri Rini.

        Menurut dia, masing-masing pihak terkait di PT Garuda Indonesia harus bekerja sesuai dengan perannya masing-masing, baik manajemen maupun juga karyawan.

        "Jadi kita berusaha sekuat tenaga biar Garuda bisa bekerja lebih baik lagi. Kalau sudah rugi, mau mogok itu akan lebih memperparah kondisi," katanya.

        Apalagi, lanjut Gatot, saat ini persaingan maskapai penerbangan sangat ketat sehingga semua pihak, baik itu karyawan maupun manajemen Garuda Indonesia harus bersinergi dalam meningkatkan kinerja dan pelayanan ke publik.

        "Nanti kalau misalnya mogok, yang tepuk tangan justru pesaing-pesaingnya. Ini yang tidak bagus," kata Gatot.

        Kementerian BUMN, kata dia, juga telah melakukan evaluasi terhadap Garuda setelah tahun lalu merugi, termasuk meminta manajemen Garuda menutup rute penerbangan yang tidak menguntungkan seperti rute Jakarta-London.

        "Daripada rugi di luar negeri lebih baik kita mencari rute-rute yang potensial bisa meningkatkan value demi Garuda ke depan," kata Gatot. (FNH/Ant)

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Fauziah Nurul Hidayah

        Bagikan Artikel: