Harga minyak jatuh pada Senin (23/7/2018) di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang permintaan bahan bakar setelah menteri keuangan dan gubernur bank sentral dari G20 memperingatkan bahwa risiko pertumbuhan ekonomi global telah meningkat di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan dan geopolitik.
Minyak mentah Brent LCOc1 turun 9 sen, atau 0,1 persen, menjadi US$72,98 per barel pada 0647 GMT. US West Texas Intermediate (WTI) futures CLc1 turun 13 sen, atau 0,2 persen, menjadi US$68,13 per barel.
Para menteri keuangan dan gubernur bank sentral dari 20 ekonomi terbesar dunia mengakhiri pertemuan di Buenos Aires pada akhir pekan dengan menyerukan lebih banyak dialog untuk mencegah ketegangan perdagangan dan geopolitik dari melukai pertumbuhan.
"Pertumbuhan ekonomi global tetap kuat dan tingkat pengangguran pada satu dekade terendah," tutur para pemimpin keuangan dalam sebuah pernyataan.
"Namun, pertumbuhan telah kurang disinkronkan baru-baru ini, dan risiko penurunan selama jangka pendek dan menengah telah meningkat," terangnya, sebagaimana dikutip dari Reuters, Senin (23/7/2018).
Pembicaraan itu terjadi di tengah meningkatnya retorika dalam konflik perdagangan antara Amerika Serikat dan China, ekonomi terbesar di dunia, yang sejauh ini telah menampar tarif senilai US$34 miliar dari barang satu sama lain.
Presiden AS Donald Trump mengancam pada hari Jumat untuk mengenakan tarif pada semua US$500 miliar ekspor China ke Amerika Serikat kecuali Beijing setuju untuk perubahan struktural utama untuk transfer teknologi, subsidi industri dan kebijakan usaha patungan atau joint venture.
"Dampak dari perang dagang dan pengakuan bahwa Presiden Trump dan pemerintahannya yang serius tentang terjun ke gelaran pada masalah ini akhirnya mulai berdampak di kesadaran pedagang dan investor di minyak dan pasar keuangan lainnya," ungkap Greg McKenna, kepala strategi pasar di AxiTrader.
Pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan permintaan minyak berkorelasi erat dengan ekspansi ekonomi yang mendukung konsumsi bahan bakar untuk perdagangan dan perjalanan, serta untuk mobil.
Perusahaan energi AS pekan lalu memangkas jumlah rig minyak paling banyak sejak Maret karena laju pertumbuhan telah melambat selama sebulan terakhir atau lebih dengan penurunan harga minyak mentah baru-baru ini.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo
Tag Terkait: