Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati memperkirakan ekonomi Indonesia pada triwulan II-2018 tumbuh sebesar 5,1 persen dengan investasi dan konsumsi rumah tangga sebagai faktor pendorong utamanya.
"Dilihat dari kedua leading sector itu, besar kemungkinan hingga triwulan II-2018, sekalipun ada momen Lebaran, hanya 5,1 persen," kata Enny ditemui usai seminar "Kajian Tengah Tahun 2018" di Jakarta, Selasa (31/7/2018).
Enny menjelaskan bahwa indikator pertumbuhan ekonomi dari sisi investasi dapat dilihat dari pertumbuhan kredit perbankan sekaligus dari impor barang modal dan bahan baku.?Ia mengatakan adanya peningkatan impor barang modal lebih banyak dimanfaatkan untuk pemenuhan percepatan infrastruktur, atau dengan kata lain, tidak masuk ke sektor industri. Kemudian, bahan baku yang diimpor juga lebih banyak merupakan bahan pangan untuk upaya stabilisasi harga menjelang lebaran dan impor migas untuk stok Pertamina supaya tidak terganggu.
"Secara agregat investasi memang naik, tetapi yang naik ternyata lebih banyak ke sektor jasa. Itu yang akhirnya membuat sektor-sektor riil yang bisa menjadi mesin pertumbuhan atau nilai tambah dan penyerapan tenaga kerja relatif pertumbuhannya kecil," ujar Enny.
Sementara dari sisi konsumsi rumah tangga, ia menyoroti pertumbuhan rata-rata sektor retail yang hanya tercatat sebesar 5 persen meskipun pada triwulan II-2018 ada momen Lebaran dan pilkada serentak.?Ia juga berpendapat bahwa momentum untuk akselerasi pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2018 akan relatif kecil dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
"Apalagi sudah lebih dipenuhi dengan politik menjelang pilpres. Orang akan lebih hati-hati lagi memutuskan berinvestasi atau tidak, sehingga mesin pertumbuhan benar-benar hanya mengandalkan konsumsi rumah tangga," ujar Enny.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: