PT Wijaya Karya (Persero) Tbk membantah tengah mengalami permasalahan arus kas (cash flow)?dan ketidakmampuan membayar utang.
Direktur Utama?WIKA,?Tumiyana, mengatakan bahwa?saat ini perseroan memiliki gross gearing ratio dan net gearing ratio masing-masing 0,95 kali dan 0,28 kali. Angka tersebut menunjukkan kemampuan keuangan perseroan jauh di atas utang yang dimiliki. Selain itu, perseroan memiliki rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER) yang rendah.
"Gearing ratio masih di bawah satu kali dan semakin ke depan semakin turun. Jadi, utang kami di bawah kapasitas ekuitas," katanya dalam pertemuan dengan para pemimpin redaksi yang digelar di Jakarta, belum lama ini.
Sebagaimana diketahui, WIKA mencatatkan laba senilai Rp632,52 miliar pada semester I-2018. Laba ini naik 39,50% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp453,40 miliar. Capaian positif tersebut didukung oleh penjualan yang melonjak 36,83% menjadi Rp12,98 triliun dengan rasio laba bersih 3,99%.
Perseroan juga meraih kinerja operasional perusahaan yang tinggi dengan raihan kontrak baru sebesar Rp20,56 triliun hingga akhir Juni 2018.
Kontribusi terbesar datang dari sektor infrastruktur dan industri dengan nilai kontrak sebesar Rp15,21 triliun dan Rp4,44 triliun. Sementara itu, sektor energy and industrial plant dan properti menyumbang kontrak baru masing-masing senilai Rp552,88 miliar dan Rp354,20 miliar.
Daftar kontrak baru WIKA pada 2018 telah diisi oleh sederetan proyek yang akan mendukung pembangunan tol laut, termasuk pembangunan flyover menuju Terminal Teluk Lamong, pembangunan Pelabuhan Kijing di Pontianak, Dermaga Pelabuhan Bagendang dan Dermaga Multipurpose Pelabuhan Bumiharjo, serta Pelabuhan Patimban fase satu di Jawa Barat.
Reportase: Muhamad Ihsan
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: