Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Sosok Srikandi di Balik Reklamasi Lahan Tambang Vale

        Sosok Srikandi di Balik Reklamasi Lahan Tambang Vale Kredit Foto: Cahyo Prayogo
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ada yang luput dari kisah rehabilitasi lahan dan reklamasi pascatambang Vale Indonesia, yakni sosok srikandi yang memiliki kontribusi besar terhadap penghijauan kembali lahan bekas tambang di wilayah Sorowako tersebut.

        Adalah Erlin Harry yang sehari-hari bekerja sebagai Pengawas Kontraktor Lokal Penataan Lahan di PT Vale Indonesia Tbk (INCO), membuktikan diri bahwa gender tidak menjadi hambatan untuk memberikan kontribusi dan manfaat terhadap lingkungan hidup. Wanita kelahiran Malili, Sulawesi Selatan, ini sehari-hari beraktivitas melakukan penataan lahan bekas tambang di lingkungan kerja yang identik dengan pria.

        Ia mengatakan dirinya sangat nyaman bekerja di Vale Indonesia meski harus terjun langsung ke lahan bekas tambang. Ia menjelaskan rasa nyaman tersebut hadir karena rekan kerja tidak pernah melakukan diskriminasi gender terhadap dirinya. Perusahaan pun senantiasa mendukung dan mendorong dirinya untuk mengeluarkan seluruh potensi diri.

        "Saya sangat nyaman bekerja di Vale. Kadang saya sampai lupa waktu bekerja di lapangan, tahu-tahu sore hari dan sudah waktu untuk pulang ke rumah," katanya kepada Warta Ekonomi melalui sambungan telepon di Jakarta, awal September 2018.

        Erlin sendiri bukan satu-satunya wanita pekerja di Vale Indonesia yang sehari-hari terjun ke lapangan. Tercatat, saat ini ada 44 wanita yang bekerja sebagai mine operator di Vale. Secara total, ada sekitar 260 wanita yang bekerja di Vale Indonesia untuk berbagai divisi pekerjaan.

        Ia mengisahkan salah satu alasan dirinya bergabung dengan Vale Indonesia pada tahun 1999 lalu adalah karena ingin memberikan kontribusi terhadap lingkungan hidup. Kala itu persepsi masyarakat terhadap perusahaan tambang kurang baik karena dianggap melakukan perusakan dan tak bertanggung jawab terhadap kelestarian lingkungan. Begitu pula terhadap perusahaan yang saat itu masih bernama PT International Nickel Indonesia Tbk (PT Inco).

        "Saya terdorong untuk membuktikan sendiri persepsi masyarakat. Katanya, tambang merusak lingkungan. Apakah benar? Daripada protes, saya justru ingin membantu INCO untuk memperbaiki lahan yang sudah ditambang," jelasnya.

        Setelah bergabung, ia menyadari bahwa Vale Indonesia memiliki komitmen tinggi untuk melaksanakan rehabilitasi lahan dan reklamasi pascatambang. Setiap tahun Vale Indonesia melakukan rehabilitasi lahan hampir 100 hektare. Hingga kini, sudah lebih dari 19 tahun ia bekerja sama dengan Vale mengembalikan keanekaragaman hayati di kawasan bekas tambang.

        19 Tahun Berkontribusi

        Sepak terjang Erlin berkontribusi terhadap pelestarian lingkungan dimulai dengan bekerja di bagian pembibitan tanaman (nursery). Tugasnya saat itu adalah melakukan penyiapan, pemantauan, dan perawatan bibit tanaman yang terdiri dari beberapa jenis tanaman endemik. Kala itu proses penyiapan dan perawatan bibit tanaman perlu upaya ekstra karena fasilitas nursery masih sederhana seperti sistem penyiraman serba manual dan bangunan nursery yang masih terbuat dari kayu.

        "Dulu nursery hanya berupa bangunan sederhana yang terbuat dari kayu dengan atap seng transparan. Kemudian sistem penyiraman menggunakan selang tanpa ada tempat penyetekan dan tak ada green house," tuturnya.

        Tantangan lain yang dihadapinya saat itu adalah menjaga perkembangan akar tanaman yang kerap tumbuh melilit karena pembibitan menggunakan polybag. Jika akar tumbuh melilit maka pohon akan mudah tumbang setelah dilakukan penanaman kembali (replanting).

        Selain di nursery, ia juga pernah bergabung di tim penataan lahan yang saat itu juga masih memiliki sistem sederhana. "Dahulu pekerjaan penataan lahan dilakukan secara manual menggunakan sekop, linggis, dan cangkul," sebutnya.

        Pada tahun 2006 dibangun nursery modern dengan sistem pembibitan tanaman yang lebih canggih. Ia pun diminta kembali menangani nursery sebagai seorang pengawas. Di fasilitas nursery modern ini disiapkan 700.000 pohon yang akan digunakan untuk merehabilitasi lahan pascatambang setiap tahun. Selain itu, di nursery modern ini pembibitan tanaman dilakukan dengan menggunakan polycup sehingga akar tumbuh lurus ke bawah. Dengan demikian, tanaman bisa tumbuh kokoh saat ditanam di lapangan.

        "Hal yang paling berkesan selama bekerja di nursery yakni saat ada orang yang berterima kasih karena tanaman pemberian kami sudah tumbuh subur. Alhamdulillah, mereka sudah membantu kami menghijaukan bumi Sorowako," paparnya.

        Pada tahun 2018 ia kembali diminta membantu tim penataan lahan. Ia menjelaskan bahwa saat ini ada enam tahap dalam penataan lahan, yakni pengaturan kemiringan lahan (resloping), pembuatan akses jalan (access road), penebaran tanah pucuk (topsoiling), pembuatan drainase (drainage), pembuatan kontur drain (countur drain), dan ripping.

        "Saat ini penatanaan lahan juga semakin canggih, misalnya penggalian lubang tanam sudah memakai ekskavator," terangnya.

        Ada banyak hal menarik yang ditemukan saat dirinya terjun langsung ke lapangan. Misalnya, ia pernah melihat gerombolan ternak sapi milik warga yang memakan habis tanaman replanting. Ia mengakui kegiatan mengembalikan keanekaragaman hayati memang penuh dengan tantangan. Namun, ia sudah melalui semua tantangan tersebut selama lebih dari 19 tahun sehingga semangat perjuangan untuk menghijaukan bumi Sorowako tidak akan pernah padam.

        Menghijaukan Indonesia

        Pada tahun 2018 ini Vale Indonesia menargetkan rehabilitasi lahan dan reklamasi pascatambang seluas 75 hektare di Sorowako, Sulawesi Selatan. Vale menganggarkan dana sebesar US$4 juta untuk mewujudkan target tersebut.

        Erlin mengaku dirinya siap bekerja keras untuk membantu Vale menghijaukan kembali tanah Sorowako. Bahkan, ia memiliki cita-cita menghijaukan tanah di seluruh Indonesia. Ia menjelaskan ada beberapa tanaman yang bisa ditanam di daerah tandus berbatu seperti tanaman kayu angin.

        "Selain itu, saya ingin sekali memberikan tanaman kayu angin ke Arab Saudi supaya kondisi lahan di sana menjadi hijau. Saya yakin tanaman kayu angin bisa tumbuh di Arab Saudi karena tanaman tersebut terbukti bisa tumbuh di atas batu," ujarnya.

        Ia mengaku dirinya bangga sudah berkontribusi selama 19 tahun terhadap pemulihan lingkungan dan keanekaragaman hayati. "Bukan hanya saya saja yang bangga, namun anak saya bangga, suami saya bangga, dan seluruh keluarga saya bangga," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Cahyo Prayogo
        Editor: Cahyo Prayogo

        Bagikan Artikel: