Sepanjang Januari hingga September 2018, pertumbuhan belanja iklan menunjukkan tren positif di angka 5% dengan total belanja iklan sampai Rp114,4 triliun, baik di media televisi maupun cetak. Sementara, untuk kuartal ketiga tahun 2018, belanja iklan masih bertumbuh perlahan sebesar 4% dengan total belanja iklan Rp39 triliun, dibanding dengan kuartal ketiga pada 2017.
Hal tersebut dipaparkan langsung oleh Direktur Eksekutif Media Nielsen Indonesia, Hellen Katherina, pada Selasa (30/10/2018) di Jakarta. Ia memaparkan, kategori Pemerintahan dan Politik merupakan penyumbang belanja iklan terbesar sepanjang kuartal ketiga 2018 dengan pertumbuhan sebesar 40%.
"Sepanjang kuartal ketiga 2018, kategori Pemerintahan dan Politik menjadi penyumbang belanja iklan terbesar dengan total belanja iklan Rp2,9 triliun," ujarnya di Jakarta, Selasa (30/10/2018).
Di posisi kedua, ada kategori Layanan Online dengan pertumbuhan 45% dengan jumlah belanja iklan hingga Rp2,4 triliun. Disusul kategori Perawatan Rambut pada posisi ketiga yang mengeluarkan biaya belanja iklan sebesar Rp2,1 triliun. Selanjutnya, kategori Rokok bertumbuh 8 persen dengan belanja iklan sejumlah Rp1,6 triliun.
"Di urutan kelima ada kategori Perawatan Wajah yang memiliki total belanja iklan sebesar Rp1,5 triliun dengan pertumbuhan tipis sebesar 0,2%," tambah Hellen.
Di kuartal 3 ini, belanja iklan media televisi masih menjadi kontributor terbesar dengan nilai pertumbuhan stabil di angka 9% dan menyumbangkan total belanja iklan sebesar Rp93,8 triliun. Berbagau merek beriklan di televisi, baik itu dari sisi pemerintah maupun perusahaan.
"Sepanjang kuartal ketiga 2018, pengiklan terbesar adalah Kementerian Kesehatan dengan total belanja iklan Rp523,8 miliar. Pertumbuhannya mencapai 31%. Di peringkat kedua, Indomie dengan total belanja iklan Rp394 miliar dan tumbuh sebesar 40%," papar Hellen lagi.
Ia pun melanjutkan, posisi ketiga diisi Bukalapak dengan total belanja iklan sebesar Rp368,5 miliar. Kemudian? Kapal Api dan Pantene Hairfall Control menyusul di posisi 4 dan 5, dengan total belanja iklan masing-masing sebesar Rp248,7 miliar dan Rp246,6 miliar.
"Sementara, dari media cetak, Komisi Pemilihan Umum (KPU) memiliki kontribusi paling banyak dengan total belanja iklan mencapai Rp517,3 miliar dan tumbuh berkali-kali lipat dibanding kuartal tiga tahun sebelumnya," lanjut Hellen.
Menurutnya, hal tersebut berkaitan dengan pelaksanaan pemilihan anggota DPRD. Pemerintah Daerah Sumatera Selatan pun termasuk penyumbang belanja iklan tertinggi dengan total belanja iklan hingga Rp115,9 miliar dan pertumbuhan sebesar 14%. Selanjutnya, ada pula Honda Motorcycles yang menyumbang Rp99 miliar total belanja iklan dan tumbuh sebesar 38%.
"Lain halnya dengan iklan di radio yang didominasi oleh produsen bahan bakar dan pelumas, yakni Shell dengan belanja iklan mencapai Rp15,2 miliar. Kemudian disusul oleh Castrol yang memiliki total belanja iklan hingga Rp10 miliar," ujar Hellen.
Di peringkat 3 ada toko bahan material Success Warehouse yang menyumbangkan total belanja iklan senilai Rp4,3 miliar. Lalu, di peringkat 4 dan 5, ada Tokopedia dengan total belanja iklan Rp3,6 miliar dan Lasegar dengan total belanja iklan hingga Rp3,4 miliar.
Data tersebut berasal dari riset yang dilakukan Nielsen Ad Intel. Mereka memonitor aktivitas periklanan Indonesia. Pada 2018, monitoring mencakup 15 stasiun TV nasional, 98 surat kabar, dan 65 majalah dan tabloid. Adapun, angka belanja iklan didasarkan pada gross rate card (biaya belanja iklan), tanpa menghitung diskon, bonus, promo, harga, paket, dan lain-lain.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: