Sampai saat ini sedikitnya ada 47.000 ha lahan kritis tersebar di 10 lokasi atau Kabupaten wilayah Jawa Barat.?
Beberapa Kabupaten dikategorikan sebagai lahan kritis diantaranya Garut, Subang, Sumedang, Ciamis, Majalengka, Bandung Barat dan lainnya.
"Ke-10 titik atau Kabupaten lokasi lahan kritis di wilayah Jawa Barat yang ke depannya menjadi fokus kinerja kita dengan luas lahan 47.000 hektar," kata Penggagas Akademi Citarum, Mastok Krisyanto kepada wartawan di Bandung, Rabu (6/12/2018).
Mastok mengungkapkan pihaknya akan menanam berbagai jenis tanaman bambu di lokasi lahan kritis tersebut. Menurutnya dalam 1 ha dibutuhkan sekitar? sekitar 25 sampai 30 juta bibit pohon bambu. Untuk itu, dibutuhkan koordinasi dan kerja sama dengan pihak lain.
"Kalau kita ngomong 1 ha membutuhkan 500-600 bibit artinya kita butuh 25 juta sampai 30 juta bibit pohon bambu. Untuk itu, dibutuhkan kerja sama semua pihak baik pemerintah maupun swasta," ujarnya.
Lahan kritis ini paling cocok ditanami pohon bambu. Pasalnya, pwmertumbuhan pohon bambu? hanya butuh waktu 3 tahun setelah waktu tanam dan hasilnya akan lebih cepat. Hal ini sesuai dengan peraturan pemerintah dalam HBK (Hasil Hutan Bukan Kayu).
"Nilai tambah tanaman bambu yang lain yaitu dalam satu rumpun terdiri dari 25 batang dan dalam kurun waktu 24 jam akan menahan air sebanyak 30 liter," jelasnya.
Selain itu, lahan kritis di Jawa Barat akan ditanami tiga jenis bambu yaitu berdasarkan kesesuaian lahan seperti bambu betung sekitar 1.500 bibit kemudian bambu hitam (bambu wulung). Hal ini guba mendukung program Gubernur Jabar tentang pelestarian angklung.
"Selanjutnya akan ditanam bambu lemang. Ini sesuai dengan budaya air, bertani dan bambu itu sendiri," ujarnya.
Mastok menambahkan proses awal penanaman bambu akan dilakukan di dua lokasi terlebih dahulu seperti di desa Padaherang Pangandaran dan Nagrek Kabupaten Bandung.?
"Intinya kita akan memfokuskan menanam bambu di daerah tangkapannya seperti sungai-sungai kecil di atas daerah aliran sungai," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: