Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), Dody A.S Dalimunthe, mengatakan industri asuransi secara umum di Indonesia masih belum menjadi primadona dibandingkan segmen industri lainnnya.
"Awarness terhadap perusahaan asuransi memang masih rendah. Penetrasi industri asuransi di Indonesia jika dibandingkan GDP-nya justru di bawah 3%," paparnya di Thamrin Nine Ballroom, Jakarta, Jumat (14/12/2018).
Hal tersebut juga dilihat serupa untuk segmen asuransi jiwa. Direktur Aksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Wiroyo Karsono, mengatakan industri asuransi jiwa masih belum terlalu banyak dilirik.
"Asuransi jiwa ini, istilahnya belum terlalu seksi kalau untuk talent-talent terbaik," katanya.
Padahal, ia melanjutkan, industri asuransi jiwa turut mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Sampai kuartal ke-III periode September 2018, asuransi jiwa mencetak pertumbuhan baru. Meskipun kondisi ekonomi tidam begitu cemerlang di tahun ini,? tapi pertumbuhan naik 6,4% secara yoy," tambahnya.
Dalam rentang waktu 9 bulan, secara angka pertumbuhan tersebut setara Rp90 triliun. Maka, dalam hitungan setiap bulannya, asuransi jiwa menyumbang sekitar Rp10 triliun untuk ekonomi Indonesia.
Menurutnya, hal ini merupakan tantangan bagi industri asuransi, baik asuransi jiwa maupun secara umum, untuk merecruitment sumber daya masuk di industri ini.
"Leader perusahaan diharapkan dapat membantu bagaimana meningkatkan image perusahaan serta penetrasi prestasi bersama di industri asuransi," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nadya Zul El Nuha
Editor: Kumairoh