Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Mendagri Minta Bareskrim Usut Semua Fitnah pada Jokowi, Bukan Sebagai Capres!!

        Mendagri Minta Bareskrim Usut Semua Fitnah pada Jokowi, Bukan Sebagai Capres!! Kredit Foto: Forum Merdeka Barat (FMB) 9
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo meminta Badan Reserse Kriminal Polri mengusut semua berita bohong dan fitnah yang ditujukan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), saat berkunjung ke Kantor Bareskrim, Jakarta, Kamis (3/1/2018).

        "Saya minta kepada Kabareskrim, siapa pun harus dicari, diusut yang memfitnah Pak Jokowi sebagai Presiden. Bukan sebagai capres, tetapi sebagai Presiden," ujar Tjahjo Kumolo.

        Ia menegaskan lambang negara harus dijaga dan mengajak masyarakat melawan racun demokrasi, yakni politik uang dan kampanye yang berujar kebencian serta mempersoalkan SARA.

        Setiap warna negara, kata Tjahjo, juga berhak melapor ke kepolisian apabila merasa dicemarkan nama baiknya. Ia yakin kepolisian akan profesional dalam menangani setiap laporan.

        "Saya kira yakinlah kepada Kabareskrim. Sudah sangat profesional," kata Tjahjo.

        Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menemui Kabareskrim Komjen Pol Arief Sulistyanto untuk meminta Badan Reserse Kriminal Polri mengusut tuntas hoaks soal surat suara Pemilu 2019 sebanyak tujuh kontainer sudah tercoblos dan berada di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta.

        Hoaks dinilainya meresahkan dan membangun opini masyarakat yang dikhawatirkan akan mengganggu proses konsolidasi demokrasi.

        Sebelumnya, Presiden Joko Widodo prihatin sekitar sembilan juta orang percaya dengan isu fitnah yang beredar di masyarakat termasuk melalui media sosial.

        Presiden mencontohkan hoaks yang beredar antara lain soal tokoh PKI DN Aidit sedang berpidato pada tahun 1955 yang dihadiri oleh dirinya padahal dia baru lahir pada 1961.

        Menurut dia, penyebaran isu-isu seperti itu merupakan cara yang tak beretika dan tak beradab.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: