Genjot Kinerja, Pengamat Sarankan Jiwasraya Setop Jualan Produk Investasi
Pengamat asuransi, Irvan Raharjo meyakini manajemem baru PT Asuransi Jiwasraya (Persero) mampu memperbaiki kinerja perseroan di tengah upaya penyelesaian polis JS Saving Plan. Sebagai langkah awal perbaikan, Irvan pun menyarankan manajemen baru menghentikan penjualan produk investasi JS Saving Plan.
Ini lantaran kasus tunda bayar polis JS Saving Plan terjadi?atas kesalahan manajemen yang lama dalam menempatkan portofolio investasi yang menyebabkan perusahaan kesulitan likuiditas.
"Bisa, bisa, nomor satu setop Saving Plan itulah. Saving Plan itu sifatnya investasi bukan proteksi saja, dan kedua dia harus membuat profiling yang sangat detail supaya tidak salah penempatan. Jadi, intinya Saving Plannya disetoplah," ujar Irvan di Jakarta, Kamis (17/1/2019).
Seperti diketahui, saat ini manajemen Jiwasraya yang baru telah menawarkan opsi perpanjangan masa polis (roll over) dengan kompensasi bunga 7% dibayar di muka kepada para nasabahnya yang mengalami tunda bayar klaim produk JS Saving Plan.
Selain langkah tersebut, Irvan bilang untuk memperkuat likuiditasnya, Jiwasraya diharapkan fokus menjual kembali produk murni asuransi, seperti asuransi kecelakan, kesehatan, dan lain-lain.
"Selain itu, ya digitalisasi, menjual melalui digital. Terus aset nonproduktif seperti gedung-gedung tua dikerjasamakan, dan dioptimalkan. Sekarang zamannya sudah serba digital, ada bisnis hotel tanpa punya hotel, bisnis transportasi tanpa punya mobil, kan ngapain juga Jiwasraya mesti punya gedung besar seperti itu, enggak ada nilai produktifnya. Dijadikan hotel, kafe kan masih bisa itu," jelas Irvan.
Sejauh ini, Jiwasraya telah memiliki sejumlah strategi dalam rangka meningkatan kinerja perseroan sepanjang 2019 dan memenuhi kewajiban polis produk JS Saving Plan.
Pertama, manajemen akan meningkatkan penjualan produk asuransi Jiwasraya kepada peserta baru, dan menambah manfaat produk asuransi kepada peserta existing. Kedua, mengembangkan varian produk asuransi Jiwasraya yang sifatnya lebih simpel dan kekinian, seperti asuransi mikro dengan premi yang ringan.
Ketiga, melakukan efisiensi dengan mengembangkan platform digital. Keempat, meningkatkan pemanfaatan aset-aset yang tidak produktif. Sedangkan untuk langkah terakhir, manajemen akan membenahi penempatan portofolio investasi, sehingga tidak lagi mengalami ketidakcocokan (missmatch) yang menggangu likuiditas.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: