Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Menteri BUMN: Program Kewirausahaan Pertanian Bantu Sejahterakan Petani

        Menteri BUMN: Program Kewirausahaan Pertanian Bantu Sejahterakan Petani Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Garut -

        Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno, menilai program kewirausahaan pertanian dapat membantu menyejahterakan para petani dengan peningkatan produk pertanian yang berdaya saing.

        "Kami membuat program yang bisa meningkatkan pendapatan petani, bagaimana mengkorporasikan petani karena kita kalau lihat ke daerah-daerah petani jual gabah harganya turun, sulit," kata Rini dalam Gerakan Mengawal Musim Tanam Oktober Maret di Garut, Jawa Barat, Sabtu (19/01/2019).

        Dia menjelaskan, Gerakan Mengawal Musim Tanam Oktober Maret (GMMT OKMAR) 2018/2019 merupakan bagian dari rangkaian aktivitas dalam Program Kewirausahaan Pertanian.

        Untuk lebih memajukan petani, Rini meminta perbankan BUMN untuk memfasilitasi pembiayaan dengan memberikan kredit usaha rakyat (KUR) yang dimulai di Sukamiskin, Garut.

        Bukan hanya dibiayai, kata dia, namun sejak awal proses tanam petani diupayakan dapat terpenuhi kebutuhan budi daya secara tepat waktu, sehingga petani dapat berproduksi dengan baik.

        "Caranya, kami ikuti dari musim tanam karena kami sadari waktu mereka menanam, irigasi sudah kurang baik, jadi programnya selain KUR kami tempelkan CSR BUMN sehingga kami bikin 'cash for work' buat irigasi mereka menanam," katanya.

        Dengan demikian, lanjut dia, produksi bisa meningkat di lokasi percontohan Banyuresmi, yaitu 6,6 ton gabah per hektare.

        Namun, kata dia, menjual gabah saja tidak cukup. Setelah dipelajari, lanjutnya, petani mendapatkan penghasilan yang lebih tinggi apabila sudah diproses menjadi beras.\ "Setelah dipelajari perbankan memang produk padi itu, yang terbaik harus terproses jadi gabah, dikeringkan, kemudian dipipil jadi beras. Akhirnya bikin percontohan di Banyuresmi," katanya.

        Kemudian, lanjut dia, dilakukan kerja sama dengan Gabungan Kelompok Petani (Gapoktan) dan juga Badan Usaha Milik Desa.

        "Kami buat perusahaan bersama namanya Mitra Bumdes Nusantara. Ada Bulog, PPI Gapoktan, Bumdes ikut di situ, Gabah-gabah kami beli karena kami belum punya 'rice milling' unit, kami ke tempat lain, kami paketkan mereka sudah jualan beras," lanjutnya.

        Nantinya, Rini menyebutkan, 80% keuntungan diserahkan kepada petani dan 20% untuk BUMN.

        "Biarpun kita memiliki 50%, 80% kita berikan kepada para petani. Memang ke depan pendapatan petani meningkat karena kalau hanya jual gabah biasanya margin kecil, kalau mereka dapat keuntungan produk akhir bisa lebih baik," katanya.

        Rini mengatakan program tersebut akan dilakukan di wilayah Kabupaten Garut yang lain, seperti Cibatu, Sukawening, Leuwigoong yang masih sedikit tersentuh program tersebut.

        Selain itu, ia akan menginisiasi buat pengisian bahan bakar di desa-desa karena akses masyarakat ke SPBU sangat jauh dan memakan biaya. Selain itu ada wifi untuk anak-anak muda.

        "Kami survei ke desa-desa mereka punya motor beli bensin jauh untuk ke SPBU, seliter sudah hilang. Sekarang Pertamina bersama-sama Bumdes, kami buat 'Bumdes shop', kami berikan tanki bensin 'Perta Shop' sama wifi buat anak-anak muda," katanya.

        Rencananya juga akan merambah ke sejumlah titik lain. Di Sukabumi sudah 50 titik, kemudian ditargetkan 500 titik di Purwakarta dan Indramayu.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: