Penanganan api harus dengan sepenuh hati. Pantang pulang sebelum padam!
Itulah moto Sulaiman. Ia adalah Assistant Head of The Fire and Aviation Department?di PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP). Sulaiman dan lebih dari seribu rekan-rekannya yang tergabung dalam Fire Emergency Response Team (FERT) memiliki tugas utama memonitoar aktivitas di sekitar konsesi yang bisa memicu kebakaran.
"Beberapa waktu lalu Fire Emergency Team RAPP membantu pemadaman di Pulau Rupat. Kami memasuki hutan yang tidak ada aksesnya. Tujuan kami bagaimana memutus kepala api karena salah satu kunci kesuksesan pemadaman adalah jika kita sudah menaklukkan kepala api itu," ungkap Sulaiman.
FERT adalah garda terdepan dalam penanggulangan potensi api di sekitar daerah operasi dan konsensi RAPP. Dalam menjalankan perannya, Sulaiman dan tim dibekali teknologi terkini untuk memadamkan api seperti pompa-pompa pemadam yang berkekuatan tinggi bernama Max 3s, yang bisa memadamkan kebakaran sekitar dua kilometer. Tidak berhenti pada alat pemadam kebakaran saja, FERT juga dilengkapi dengan alat transportasi seperti speedboats dan helikopter.
"Kami pun mengikuti sejumlah pelatihan bahkan hingga dengan Korps Pasukan Khas TNI Angkatan Udara semata-mata demi mencegah kebakaran hutan dan lahan sesuai dengan harapan pemerintah dan perusahaan," ujarnya.
Selain medan berat dan besarnya risiko yang sering dijumpai, Sulaiman menceritakan jika ia pun terkadang harus rela mengorbankan waktu bersama keluarga. Suatu ketika ia tidak bisa menemani sang anak yang tengah menjalani ujian sekolah karena panggilan tugas.
"Sebagai kepala keluarga, sudah kewajiban saya untuk selalu ada bagi mereka. Semoga anak-anak bisa memahami bahwa apa yang saya lakukan karena ingin melindungi masyarakat," ujarnya.
Di mata anggota timnya, Sulaiman dikenal memiliki komitmen tinggi terhadap pemadaman kebakaran hutan dan lahan. Yuneldi yang tergabung di Fire and Aviation Department RAPP mengatakan Sulaiman memiliki tanggung jawab tinggi dalam setiap menjalankan pekerjaan.
"Dia selalu terdepan dalam setiap penanganan kebakaran. Dia memberi contoh bahwa kita harus terjun 100% setiap terjadi keadaan darurat," pungkasnya.
Mencegah Karhutla Jelang Potensi Badai El Nino
Fenomena El Nino kerap kali memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia. BMKG memprediksi jika El Nino akan terjadi sepanjang Desember 2018 hingga Febuari 2019. Artinya, sepanjang periode itu Indonesia dihantui hawa panas yang bisa memicu fire spot.
RAPP sebagai bagian dari Grup APRIL menggunakan berbagai teknologi maju untuk membantu melindungi bentang alam produksi dan area konservasi. APRIL menggunakan Sistem Informasi Geografis (Geographic Information Systems) dan teknologi penginderaan jarak jauh untuk memantau secara akurat perubahan tutupan lahan.
Pemantauan tata ruang berkala memungkinkan pengawasan seluruh aktivitas yang berkaitan dengan tutupan lahan dan penggunaan lahan. Proses tersebut dilakukan dengan membandingkan gambar yang diambil pada waktu yang berbeda untuk mengidentifikasi perubahan pada periode tersebut.
Taufan Chrisna, Kepala Perencanaan Operasional APRIL, mengatakan proses pemantauan tutupan lahan harus dilakukan secara terus-menerus dan merupakan elemen penting untuk membantu?pemenuhan?komitmen-komitmen sebagaimana tercantum pada? Kebijakan Pengelolaan Hutan Berkelanjutan (Sustainable Forest Management Policy) 2.0.
"Proses ini membantu kita mengindentifikasi secara cepat potensi-potensi permasalahan, seperti perambahan hutan atau deforestasi yang artinya kita dapat secara lebih efisien mencari solusi untuk mengatasinya," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Cahyo Prayogo