Pernah di DO, Ternyata Hary Tanoe Lakukan 5 Rahasia Ini Supaya Kaya Raya
Kalian pasti sudah enggak asing dengan nama Hary Tanoesoedibjo alias Hary Tanoe, yaps namanya ini masuk ke dalam daftar orang terkaya di Indonesia dan menempati urutan ke-18 lho. Hartanya ditaksir Forbes mencapai US$1,1 miliar atau Rp15 triliun.
Pendiri partai Perindo ini ternyata dulu masuk ke dalam kategori anak yang bandel, pemalas, bahkan sempat di drop out lho. Namun, selang duduk di bangku kuliah, dirinya berubah menjadi rajin dan lulus dengan predikat Cumlaude di Carleton University, Kanada.
Selain mendirikan partai, Hary juga menggeluti bisnis di bidang media, dirinya merupakan pemilik dari MNC Group. Maka dari itu, ia mampu menjadi orang terkaya di Indonesia saat berusia 52 tahun. Apabila Anda ingin mengikuti jejak kesuksesan Hary Tanoe, Anda dapat mencontoh beberapa rahasianya ini. Simak penjabarannya:
Sudah punya cita-cita sejak kuliah
Hary Tanoe sudah mengetahui cita-cita yang ingin ia raih sejak duduk di bangku kuliah. Ketika Hary duduk di bangku kuliah semester IV, Hary sudah mampu meraba sektor bisnis yang ia perkirakan dapat sukses dan menjanjikan. Selain melihat peluang itu, Hary juga mencari tahu apa yang harus ia lakukan untuk meraih kesuksesan.
Setelah lulus dari kuliah, ia yang akrab disapa HT itu pun memulai usaha pertamanya, yang diberi nama Bhakti Investama dengan modal Rp64 juta di Surabaya. Namun, sayangnya perusahaan itu mengalami perkembangan yang cukup lambat di Kota Pahlawan tersebut.
Akhirnya, HT pun memutuskan untuk pindah ke Jakarta dan melanjutkan usahanya itu. Selama tujuh tahun berdiri akhirnya Bhakti Investama menjadi salah satu emiten di Bursa Efek Indonesia dengan kode BHIT.
Kerja 18 jam
Menggapai kesuksesan memang membutuhkan usaha yang bisa dibilang mati-matian. HT ini dikenal sebagai workaholic. Dirinya mampu bekerja dari jam 07.00 pagi hingga jam 02.00 pagi. Alias selama 18 jam. Hary tanoe menanamkan pola pikir dalam hidupnya untuk bekerja keras dengan bekerja selama belasan jam dan kumpulkan modal untuk usaha.
Baca Juga: Jadi Penguasa Media, Ini Kekayaan Hary Tanoesoedibjo
Akuisisi perusahaan yang nilainya menciut
Pada tahun 1997, lebih tepatnya sebelum krisis moneter 1998, nama HT mulai ngetop karena BHIT mencatatkan saham perdana di bursa efek. Dan usai krisis moneter berakhir, Hary mulai melancarkan sepak terjangnya dalam bisnis media.
Pastinya dengan statusnya sebagai pemilik perusahaan investasi, Hary lumayan akrab dengan konglomerat-konglomerat di Indonesia. Ternyata hal itulah yang menjadi salah satu kunci keberhasilannya dalam membangun sebuah dinasti media di masa depan.
Di tahun 2002, Hary Tanoe getol mengakuisisi perusahaan-perusahaan yang nyaris bangkrut atau yang nilai sahamnya menciut. Dia pun membeli sebagian saham Bimantara Citra milik putra mantan Presiden Soeharto, Bambang Trihatmodjo. Disitulah awal Hary menjalankan bisnis media yang bernama MNC Media.
Jadikan Steve Jobs role mode
Mengutip dari wawancara di Sindonews, HT mengatakan, baiknya menjadikan Steve Jobs sebagai panutan untuk sukses dalam berkarier. Meskipun Steve Jobs pernah dipecat dari Apple, tetapi ia mampu menciptakan terobosan baru lewat iPad, iPhone, dan iWatch, dalam waktu sekejap.
Menurut HT, kisah Steve Jobs mengingatkan orang bahwa kerja keras saja enggak bakalan cukup. Harus ada kerja cerdas yang berkualitas.
Pentingkan kecepatan
Di era globalisasi saat ini, wajib untuk Anda bergerak cepat dalam tindakan apapun. Terutama jika sudah melihat peluang. Pasalnya, tanpa ada sebuah kecepatan, keberhasilan adalah hal yang mustahil.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Clara Aprilia Sukandar
Editor: Clara Aprilia Sukandar
Tag Terkait: