Harga karet di Bursa Efek Singapura atau Singapore Exchange (SGX) terus naik signifikan, diduga dampak adanya rencana negara produsen karet yang tergabung dalam ITRC akan memangkas ekspor komoditas itu.
Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumatera Utara, Edy Irwansyah, mengatakan pada penutupan bursa tanggal 18 Februari untuk kontrak Maret 2019 harga karet jenis SIR 20 ditutup sebesar US$1,363 per kg. Sementara pada Rabu sore sudah naik lagi atau berada di posisi US$1,439 per kg.
"Kenaikan diprediksi dipicu adanya rencana negara produsen karet yang tergabung dalam ITRC, antara lain Indonesia, Malaysia dan Thailand, akan memangkas ekspor," ujarnya di Medan, Rabu (20/2/2019).
Baca Juga: Ekspor Karet 2019 Menurun, Ini Sebabnya
Menurut rencana, ITRC akan melakukan pembahasan soal pemangkasan ekspor karet itu dalam pertemuan di Bangkok pada 21-22 Februari. Kenaikan harga juga didorong adanya kekhawatiran produksi karet akan semakin berkurang akibat fenomena cuaca El Nino.
El Nino yang sudah mulai dirasakan di Indonesia seperti di Sumatera Utara diperkirakan bisa menurunkan produksi hingga 30%.
"Kekhawatiran akan pasokan karet berkurang di pasar dunia membuat buyer?menaikkan permintaan sehingga harga beli terdongkrak," katanya.
Baca Juga: Setelah Terpuruk, Harga Sawit dan Karet di Sumut Mulai Stabil
Dia menjelaskan ITRC sendiri mengagendakan pemangkasan ekspor karet pada 2019 dengan tujuan mendorong harga karet yang hingga saat ini masih rendah atau di kisaran US$1,3 per kilogram.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: