Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mengajak perguruan tinggi agar semakin aktif melakukan penelitian dan pengembangan, khususnya di bidang industri untuk menghasilkan berbagai inovasi yang dapat dimanfaatkan di era industri 4.0 guna mendongkrak daya saing Indonesia.
"Kami menyambut baik adanya laboratorium Artificial Intelligence (AI) di Universitas Gadjah Mada (UGM), sebagai salah satu langkah strategis dalam menyiapkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) sesuai kebutuhan di era industri 4.0," kata Menperin Airlangga Hartarto lewat keterangannya di Jakarta, Minggu (24/2/2019).
Airlangga menyampaikan hal itu pada peresmian laboratorium tersebut di Fakultas Teknik (FT) UGM Yogyakarta.
Menperin menyampaikan upaya yang sudah dilakukan FT UGM perlu dioptimalkan, teruama riset-riset yang terkait dengan teknologi revolusi industri 4.0. Dalam hal ini, pemerintah akan mendorong berbagai inovasi-inovasi unggulan.
"Tetapi, kami minta skalanya diperbesar. Dukungan pemerintah yang akan diberikan adalah dengan pemberian insentif fiskal. Jadi, ini jika bergabung dengan industri, skill-nya bisa dinaikkan," ujarnya.
Baca Juga: Era Revolusi Industri 4.0, Milenial Harus Jadi Penggerak Ekonomi
Baca Juga: Kemenperin Akan Luncurkan Indikator Pengukur Kesiapan Hadapi Industri 4.0
Menperin pun memberikan apresiasi kepada UGM dan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) yang telah menjalin kolaborasi.
TMMIN menghibahkan satu unit Lean Manufacturing dan Lean Production System kepada Departemen Teknik Industri, FT UGM. Alat proses produksi yang ringkas dan hemat tersebut diharapkan dapat menyimulasikan pekerjaan yang sama seperti laiknya di pabrik dengan hasil yang sangat baik.
"Upaya ini sesuai dengan program yang diprioritaskan Presiden Joko Widodo, tentang fokus pembangunan SDM yang berkualitas di 2019. Program ini akan dilakukan melalui berbagai pendidikan dan pelatihan vokasi secara lebih masif," ungkapnya.
Airlangga menjelaskan, peningkatan kompetensi SDM menjadi salah satu kunci untuk mendongkrak produktivitas dan daya saing industri nasional.
"Dalam penyiapan menghadapi perkembangan era industri 4.0, perlu penguatan pendidikan vokasi industri dengan sistem ganda, yakni 30% belajar di kelas dan 70% pembelajaran di industri," terangnya.
Rektor UGM Panut Mulyono berharap bantuan dari TMMIN akan menjadi berkah dan kemajuan bagi FT UGM secara khusus, serta secara umumnya bagi bangsa dan negara Indonesia.
"Ini memacu seluruh sivitas akademika untuk berlari lebih cepat lagi untuk mengejar ketertinggalan. Di industri 4.0, teknologi di era 3.0. atau 2.0 harus juga kita kuasai secara serempak, dan saatnya kita mengejar industri 4.0 yang harus dikuasai dengan sangat cepat," ujarnya.
Sementara itu, Direktur PT TMMIN Bob Azam menyatakan, pihaknya menyadari bahwa tantangan revolusi industri 4.0 perlu dihadapi dan dipersiapkan sedini mungkin dengan transfer pengetahuan teknologi.
"Jadi, perlu merasakan pengalaman nyata seperti di industri sejak sekolah atau di bangku kuliah. Melalui laboratorium-laboratorium ini, kami berharap praktik yang dilaksanakan dapat menjadi jembatan pengetahuan ke dunia kerja nyata," paparnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: