Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Selain di Dunia Bisnis, Beginilah Manfaat dan Implementasi Chatbot di Dunia Pendidikan

        Selain di Dunia Bisnis, Beginilah Manfaat dan Implementasi Chatbot di Dunia Pendidikan Kredit Foto: Antara/Didik Suhartono
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Perkembangan kecerdasan buatan Artificial Intelligence (AI) mulai mengambil peran dalam dunia pendidikan. Salah satu inovasi terbaru tersebut adalah chatbots yang saat ini menjadi alat belajar yang sangat berguna dan paling inovatif.

        Dalam beberapa tahun terakhir telah terjadi peningkatan besar dalam penggunaan chatbot. Seperti aplikasi yang menjadi sumber belajar secara personal bagi siswa. Berikut beberapa manfaat implementasi chatbots yang bisa dicoba:

        1. Asisten Virtual Pribadi Siswa

        Setiap siswa memiliki keterampilan, minat, dan kemampuan yang berbeda. Itulah sebabnya, siswa membutuhkan tutor pribadi yang memberikan pengajaran face to face. Sayangnya tidak banyak sekolah yang menggunakan metode pembelajaran ini. Karena itu chatbots bisa menjadi alternatif yang tepat dan terjangkau untuk pengajaran personal.

        Sebagai contoh, Bill Gates melalui Bill and Melinda Gate Foundation menginvestasikan lebih dari US$240 juta untuk mengembangkan personalized learning. Ini adalah serangkaian inisiatif untuk mengembangkan perangkat lunak di mana chatbot benar-benar dapat melakukan percakapan dengan seorang siswa sehingga menjadikannya guru pribadi yang bisa memandu siswa melewati topik atau materi paling sulit sekalipun.

        Baca Juga: Apa Itu Chatbot?

        2. Menghemat Waktu Guru

        Guru dapat menyederhanakan jadwal harian dengan menggunakan chatbot. Chatbot bisa menjadi asisten terbaik bagi Guru dalam banyak aspek. Misal, chatbot bisa menjawab segala pertanyaan dari siswa di luar jam kelas. Pada gilirannya, Guru memiliki waktu luang yang bisa dimanfaatkan untuk memeriksa pekerja rumah siswa, menyiapkan materi pembelajaran, membuat soal ujian, dan sebagainya.

        Ashok Goel, seorang professor ilmu komputer di Georgia Tech, adalah dosen pertama yang memanfaatkan bantuan kecerdasan buatan. Dia membangun sebuah chatbots dengan menggunakan platform IBM Watson yang diberi nama Jill Watson. Chatbots tersebut mampu menjawab berbagai pertanyaan mahasiswa di forum online, dan memberikan informasi teknis tentang suatu pelajaran atau materi.

        3. Mendukung E-learning

        Saat ini, banyak siswa belajar suatu materi atau keterampilan secara online. Sayangnya, penelitian menunjukkan hanya 7% orang yang mendaftar yang benar-benar menyelesaikan kursus online. Alasannya, kurangnya interaksi dan feedback yang diterima siswa dalam kelas berbasis web memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar mengajar.

        Oleh karena itu, celah ini bisa dijembatani oleh chatbot yang berfungsi sebagai asisten pengajar atau tutor. Keuntungan utamanya adalah chatbot dapat mengajarkan setiap siswa secara individu dengan menyesuaikan kecepatan dan tingkat kemampuan setiap siswa. Selain itu, chatbot juga membantu memberikan penilaian siswa secara otomatis dan memperbaiki keseluruhan proses belajar.

        Baca Juga: Ajaib! Beginilah Manfaat Chatbot dalam Kegiatan Bisnis

        4. Membantu Mahasiswa Baru untuk Pendaftaran Ulang

        Banyak siswa atau mahasiswa baru yang kewalahan saat melakukan daftar ulang. Georgia State University bekerja sama dengan edtech startup AdmitHub meluncurkan chatbot berbasis teks universitas pertama pada April lalu. Chatbot ini memiliki fungsi sebagai guide bagi mahasiswa baru yang ingin melakukan pendaftaran, mengajukan permohonan tinggal di asrama, hingga registrasi FAFSA (Federal Student Aid). Chatbot yang diberi nama Pounce ini juga bisa menjawab ribuan pertanyaan mahasiswa seputar kampus, kehidupan para mahasiswa, layanan kampus, bantuan beasiswa, dan masih banyak lainnya.

        Pada bulan pertama sejak launching di pertengahan April 2017, Pounce mampu melakukan percakapan hingga 50.000 kata dari 3.114 mahasiswa yang baru diterima untuk membantu melakukan pendaftaran di Georgia State University. Dari semua percakapan ini, Pounce hanya mengarahkan kurang dari 1% pesan siswa ke staf administrasi kampus untuk pertanyaan yang membutuhkan bantuan langsung dari ahlinya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Agus Aryanto
        Editor: Kumairoh

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: