Pasca penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA), pemerintah melalui Kementrian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan ekspor otomotif Indonesia bisa melampaui Thailand.
Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan, pesaing industri otomotif Indonesia di ASEAN hanya Thailand. Saat ini, produksi Thailand lebih tinggi dari Indonesia yakni sebesar 2,1 juta unit dengan ekspor 1,1 juta unit. Sementara Indonesia memproduksi 1,3 juta unit dengan ekspor 346.000 unit.
?Persentase ekspor Thailand 53%, Indonesia ekspornya 26% dan sebagai catatan Thailand sudah memiliki Free Trade agreement dengan Australia, New Zealand, India Jepang, Peru, Chile. Sedangkan Indonesia yang sudah berjalan baru dengan Jepang, Pakistan, Chile, Eropa,? kata Airlangga di Jakarta, Rabu (13/3/2019).
Baca Juga: Simak Empat Strategi Kemenperin Siapkan Tenaga Kerja Era 4.0
Berdasarkan kategori, ekspor Thailand kebanyakan adalah jenus pick up dan mobil dengan berat satu ton kemudian mobil penumpang SUV dan sedan.
?Yang membedakan dengan Indonesia, ekspor terbesar kita adalah MPV seperti Kijang dan kelompoknya yang tujuh penumpang, SUV dan hatchback,? ujar Ketua Umum Partai Golkar itu.
Airlangga menyatakan bahwa industri manufaktur nasional memiliki peluang besar untuk lebih meningkatkan nilai ekspornya ke Negeri Kanguru, termasuk produk otomotif, menyusul telah ditandatanginya IA-CEPA.
Airlangga mengatakan IA-CEPA memberikan persyaratan QVC (kualifikasi konten lokal) yang lebih mudah untuk kendaraan listrik dan hybrid asal Indonesia, sehingga industri otomotif dapat mengekspor kendaraan listrik dan hybrid ke Australia tanpa harus membangun seluruh teknologi dan fasilitas produksi dari nol.
Baca Juga: Ekspor Diramal Bakal Terdongkrak dengan Adanya IA-CEPA
"Diharapkan kendaraan listrik dan hybrid menjadi andalan ekspor Indonesia masa depan," ucapnya.
Ia menyampaikan bahwa pihaknya masih berkeinginan untuk dapat meningkatkan ekspor ke Australia berupa kendaraan dalam bentuk utuh (Completely Built Up/CBU), baik itu mesin yang menggunakan bahan bakar maupun elektrik.
"Karena industri otomotif di sana tutup semua. Ini menjadi peluang bagi kita," ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: