Rupiah kembali berada di kasta terbawah di antara mata uang Asia. Menjadi satu-satunya mata uang Asia yang melemah di hadapan dolar AS, nasib rupiah benar-benar membuat heran. Padahal, pertahanan dolar AS saat ini bisa dikatakan juga tidak terlalu baik.
Hal itu karena kabar kembali menegangnya hubungan antara AS dan China perihal perundingan dagang yang terancam batal.?
Melansir dari Reuters, Trump sedikit banyak telah memberikan sinyal bahwa dirinya siap membatalkan perundingan dagang sewaktu-waktu. Seperti yang ia lakukan di saat berunding dengan Kim, Trump memilih?walk out?dari tempat perundingan tanpa membawa hasil apa-apa.
Baca Juga: Terima Kasih, Trump!
"Saya rasa Presiden Xi tahu bahwa saya adalah tipe orang yang bisa pergi saat kesepakatan belum terjadi. Anda tahu selalu ada kemungkinan ke arah sana, dan beliau tentu tidak menginginkan itu," tegas Trump.
Alhasil, investor global kembali merasa was-was untuk bermain di pasar keuangan Indonesia. Meskipun sebenarnya, rupiah sedikit tertolong dengan data neraca perdagangan yang surplus hingga US$330 juta di Februari 2019.?
Baca Juga: Neraca Perdagangan Februari 2019 Berbalik Surplus
Kala pembukaan pasar spot pagi tadi, rupiah memang sudah terkoreksi 0,13%. Bahkan, koreksi rupiah sempat menipis hingga 0,02%. Namun, sayangnya itu hanya sebuah harapan palsu karena kini depresiasi rupiah kembali menebal.?
Hingga pukul 10.20 WIB, rupiah terdepresiasi 0,20% ke level Rp14.295 per dolar AS. Bukan hanya dolar AS, rupiah juga terkoreksi cukup dalam di hadapan dolar Australia (-0,44%), euro (-0,32%), dan poundsterling (-0,27%).?
Baca Juga: Neraca Dagang Belum Pasti, IHSG Kompak Menghijau
Sementara itu, di hadapan mata uang Asia, rupiah tak bisa berkutik. Yen menjadi mata uang yang menekan rupiah paling dalam hingga mencapai 0,29%. Lalu disusul oleh baht (0,24%), dolar Singapura (0,23%), dolar Hongkong (0,20%), dolar Taiwan dan yuan (0,19%), serta ringgit (0,11%).?
Entah mengapa rupiah menjadi satu-satunya mata uang Asia yang melemah di hadapan dolar AS. Padahal di saat yang bersamaan, mata uang Asia beramai-ramai menekan dolar AS. Kini, dolar AS terkoreksi paling dalam oleh baht (0,13%) dan yen (0,12%).
Kemudian, koreksi yang tidak cukup dalam diterima dolar AS dari yen (0,10%), dolar Singapura (0,07%), yuan (0,03%), dolar Hongkong dan dolar Taiwan dengan besaran masing-masing 0,02%.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih