Kabar membahagiakan datang dari Presiden AS, Donald Trump, di awal pekan ini, Senin (25/02/2019). Bagaimana tidak, Trump secara langsung menyampaikan bahwa perundingan dagang antara dua negara raksasa ekonomi dunia, yaitu AS dan China akan diperpanjang.
Hal itu disampaikan Trump melalui kicauan di akun twitter pribadinya. Trump berkicau, dirinya akan menunda kenaikan bea impor AS atas produk-produk asal China dengan memperpanjang priode gencatan senjata perang dagang. Asal tahu saja, bea impor setiap produk China yang masuk ke AS diproyeksikan akan naik dari 10% menjadi 25% apabila kesepakatan dagang tidak dicapai keduanya hingga 02/03/2019 mendatang.
"Saya akan menunda kenaikan bea impor AS yang dijadwalkan pada 01 Maret. Dengan mengasumsikan kedua belah pihak membuat kemajuan tambahan, kami akan merencanakan pertemuan tingkat tinggi bagi Presiden Xi dan saya di Mar-a-Lago untuk merampungkan perjanjian," pungkas Trump.
Baca Juga: Dari Perang Dagang Hingga Neraca Perdagangan, Semua Bebani Rupiah
Bagaikan embun penyejuk dalam kehausan, cuitan Trump tersebut membuat investor dapat bernapas lega. Kekhawatiran akan alotnya negosiasi dagang kini mulai terkikis. Investor mulai kembali menaruh kepercayaan terhaap aset-aset berisiko di negara berkembang, khususnya Asia dan Indonesia.
Jika sepekan lalu investor mengenggam erat dolar AS, lain halnya dengan awal pekan ini. Dolar AS justru ramai-ramai dilepas investor hingga menjadi mata uang di deretan terbawah sebagai mata uang terbaik di dunia.
Baca Juga: Rupiah Kuat Sih, Tapi Rawan
Hingga pukul 10.10 WIB, dolar AS hanya terpantau menguat tipis 0,07% di hadapan baht. Selebihnya, dolar AS merana. Dolar Australia, euro, dan poundsterling turut menekan dolar AS masing-masing sebesar 0,08%, 0,06%, dan 0,11%.
Begitu pun dengan mata uang Asia. Dolar AS ditaklukkan 0,34% oleh yuan, 0,05% oleh dolar Hongkong, 0,01% oleh won, dan 0,07% oleh dolar Singapura. Rupiah? Jangan ditanya, di antara mata uang Asia lainnya, rupiahlah yang paling mampu menekan dolar AS sebesar 0,28%.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait: