Women in Tech: Industri Teknologi Punya PR untuk Bina Talenta Perempuan
Menurut riset global Booking.com, 44% perempuan yang kini bekerja di industri teknologi secara global merasa industri itu tidak memprioritaskan keragaman gender sebagai bagian dari agendanya. Setidaknya, 3 dari 5 perempuan yang sempat berhenti juga merasa kurang dihargai ketika kembali bekerja.
Perusahaan dan industri teknologi masih perlu menunjukkan komitmen lebih untuk membina talenta perempuan. Bukan hanya yang baru memilai karier, tetapi juga para ahli yang lebih mapan di lapangan. Hal itu penting untuk mempertahankan tenaga kerja yang representatif dan memiliki keahlian.
?Dalam sepuluh tahun terakhir ada perubahan signifikan yang mendorong perubahan positif yang menjadikan industri teknologi tempat kerja yang lebih beragam gender. Kita perlu memastikan momentum ini terus berjalan. Perusahaan akan tumbuh dan berkembang ketika memprioritaskan inklusivitas di semua level, merambah sumber SDM yang sudah ada secara efektif, sekaligus menarik SDM baru,? ujar CEO Booking.com, Gillian Tans, dalam pernyataan resmi yang Warta Ekonomi terima, Kamis (21/3/2019).
Baca Juga: PR Akan Digantikan AI? Begini Kata Lippo dan Goodyear
Dengan mempertahankan pengetahuan dan pengalaman para pekerja perempuan yang ahli, perusahaan teknologi dapat merasakan manfaat dari segi reputasi dan finansial, serta budaya kerja. Laporan dari Forum Ekonomi Dunia (2018) menunjukkan, kesenjangan gender di seluruh dunia membesar. Meski begitu, kontribusi perempuan dalam beberapa aspek bisnis besar.
Dalam laporan riset Booking.com tertulis, ?Riset PricewaterhouseCoopers yang terbaru menemukan, peningkatan angka perempuan bekerja sebesar 5% hingga 75%, dapat meningkatkan ekonomi Inggris hingga sekitar 9% dari bruto produk domestik (GDP).?
70% perempuan yang kembali ke sektor teknologi percaya, program-progam yang berfokus pada pelatihan, pembaruan atau penambahan keterampilan, serta pembinaan memegang peranan penting dalam menghadapi tantangan ketika kembali bekerja. Hal itu berkaitan dengan membangun kepercayaan diri ketika kembali bekerja.
Baca Juga: Urgent! Pentingnya Komunikasi Internal Perusahaan di Era 4.0
Gillian menambahkan, ?Mendorong keragaman gender dalam teknologi bukan hanya soal mencari bakat baru tapi juga soal mendukung perempuan yang telah membangun keterampilan, pengetahuan, dan keahlian dalam sektor kami,"
Program-program tersebut akan memberdayakan perempuan dengan keterampilan dan bantuan yang mereka butuhkan untuk maju. Bahkan, 62% perempuan yang kembali bekerja di sektor teknologi merasa bisa mendapat dukungan mentor, sesuatu yang dirasa penting untuk kesuksesan karier mereka. Sebanyak 68% juga berkata, perusahaan membantu mereka memperbarui keterampilan teknis dan lainnya.?
Riset melibatkan sekitar 6.898 responden dari Inggris, Amerika Serikat, Perancis, Brasil, Belanda, Jerman, China, Australia, India, dan Spanyol. Responden terdiri atas siswa SMU dan universitas yang akan masuk ke industri teknologi, pekerja sektor teknologi yang baru memulai karier, kaum profesional, dan pekerja yang kembali ke industri teknologi. Booking.com mengadakan riset pada 2 Agustus-6 Septermber 2018.?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: