Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ribut Praktik Kartel di Industri Penerbangan, Begini Tanggapan Ekonom Terkait Harga Tiket Pesawat

        Ribut Praktik Kartel di Industri Penerbangan, Begini Tanggapan Ekonom Terkait Harga Tiket Pesawat Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Harga tiket pesawat dalam waktu belakangan ini masih dinilai memiliki harga yang relatif 'kemahalan'. Dengan adanya fenomena tersebut beberapa pengamat melihat bahwa terdapat praktik kartel dibalik melambungnya tarif jasa transportasi udara ini.

        Pengamat Ekonomi, Andi Fahmi Lubis, mengatakan, pergerakan harga yang bersamaan dari maskapai yang diduga melakukan praktik kartel, bisa saja merupakan kesadaran dari perusahaan itu sendiri demi kesehatan arus kas. Lanjutnya, untuk mengungkapkan kebenaran terkait adanya praktik tersebut tentunya perlu ada bukti yang jelas.

        Beberapa waktu lalu terdengar bahwa dua pemain besar di industri penerbangan Indonesia yakni Lion Air dan Garuda Indonesia melakukan praktik kartel. Keduanya dinilai menaikkan harga tiket secara bersama-sama dan diduga bersepakat.

        "Sebenarnya susah untuk bilang ada kartel antara dua pemain besar di pasar, jadi tidak mudah membuktikan ada kartel atau tidak dan diperlukan bukti," jelas Andi Fahmi Lubis yang juga merupakan Peneliti Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, (23/3/2019).

        Baca Juga: Harga Tiket Pesawat Mahal, YLKI: Harus Turun Semurah Mungkin

        "Bisa jadi seolah-olah Lion dan Garuda harganya bergerak secara bersamaan bukan karena kartel pertemuan tadi, bisa jadi juga karena kesadaran Lion untuk mengikuti harga Garuda. Kalau yang terjadi misalnya kesadaran Lion untuk mengikuti Harga Garuda maka itu tidak bisa disebut kartel," lanjutnya.

        Andi kembali menjelaskan, ada beberapa alasan yang membuat kenaikan tarif tiket pesawat seperti membengkaknya biaya operasional seperti efek melambungnya harga bahan bakar minyak jenis avtur, serta beberapa biaya-biaya lain.

        "Memang tidak semuanya berasal dari kenaikan harga avtur jadi mungkin salah satu sumber kenaikan harga tiket biaya-biaya lain yang harus ditanggung perusahaan Airlines yang dibuat bahwa Airlines kita itu kurang efisien," paparnya.

        Tak hanya sampai disitu, beberapa waktu yang lalu pemerintah melalui Kementerian Perhubungan menerapkan kebijakan terkait kenaikan tarif Kargo atau bagasi berbayar.

        "Jadi kerugian mereka besar di periode yang lalu itu diterjemahkan dengan kenaikan tarif. Intinya belum tentu kartel, bisa jadi pergerakan harga Lion dan Garuda itu terjadi karena kesadaran dari Lion," pungkas Andi Fahmi Lubis.

        Baca Juga: Harga Tiket Pesawat Mahal, Salah Siapa?

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Bambang Ismoyo
        Editor: Kumairoh

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: