Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        BI: Suku Bunga Acuan Kita Banyak Dipengaruhi Kebijakan The Fed

        BI: Suku Bunga Acuan Kita Banyak Dipengaruhi Kebijakan The Fed Kredit Foto: Fajar Sulaiman
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Bank Indonesia (BI) mengakui bahwa tingkat suku bunga acuan di Indonesia banyak dipengaruhi oleh kebijakan bank sentral AS the Federal Reserve (The Fed). Hal ini seperti terlihat dari perjalanan suku bunga acuan sepanjang 2000 hingga 2018.

        "Periode 2000, 2001 saat the Fed turun ratenya. Kita lihat bahwa suku bunga kita mampu turun. Pada saat itu kurs membaik. Pada waktu suku bunga AS mulai naik 2004-2005 dan naik sangat cepat dari 1 persen ke 5,25 persen, saat itu pun kurs kita melemah dan saat itu kita harus respon dengan suku bunga Indonesia yang naik," kata Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara, di Jakarta, Rabu (27/3/2019).

        Kemudian pada 2008 AS mengalami krisis besar yang berawal dari subprime mortgage sehingga AS melakukan pelonggaran besar-besaran. Pelonggaran itu dilakukan dengan menurunkan suku bunga acuan secara drastis dari 5,25 ke 0,25%.

        "Kemudian suku bunga Indonesia turun dan kurs menguat," ucap Mirza.

        Baca Juga: BI Optimis Pertumbuhan Ekonomi 2019 Sesuai Target 5,2%

        Lalu pada tahun 2013, AS memberikan aba- aba akan menaikkan suku bunga dan mengurangi stimulus ekonomi secara bertahap atau taper tantrum. Imbasnya Nilai Tukar Rupiah mengalami pelemahan cukup dalam.

        "Suku bunga AS belum naik 2013, kurs kita melemah, dan bukan cuma Indonesia yang melemah tapi berbagai negara melemah. Kita pun harus melakukan repson menaikkan suku bunga," cetus Mirza.

        Meski demikian, ada periode dimana suku bunga AS naik di 2016 dan 2017 justru BI meresponnya dengan menurunkan suku bunga acuan. Hal ini terjadi lantaran kondisi neraca transaksi berjalan Indonesia mengalami surplus.

        "Di tahun 2013-2015 kita punya CAD diatas 3 persen. Tahun 2018 kenapa kita naikkan bunga lagi? Karena saat itu suku bunga AS masih naik dan trump berantem dengan china dan CAD kita kembali membengkak. Tadinya di bawah 2,5 persen, lalu CAD kembali menuju ke 3 persen, bahkan angka kuartalan (defisit) diatas 3 persen dari PDB. Jadi BI berikan repson dengan naikkan suku bunga," ucapnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajar Sulaiman
        Editor: Kumairoh

        Bagikan Artikel: