Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Suku Bunga Turun, Nasabah Kaya Geser Portofolio dari Deposito ke Investasi

Suku Bunga Turun, Nasabah Kaya Geser Portofolio dari Deposito ke Investasi Kredit Foto: Reuters/Brendan McDermid
Warta Ekonomi, Jakarta -

Penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) mendorong pergeseran strategi investasi di kalangan nasabah kaya. PT Bank HSBC Indonesia mencatat, tren ini membuat para nasabah mulai mengalihkan sebagian dana dari simpanan likuid seperti deposito ke instrumen investasi dengan potensi imbal hasil lebih tinggi.

International Wealth and Personal Banking Director HSBC Indonesia Lanny Hendra menjelaskan bahwa penurunan suku bunga menjadi sinyal bagi investor untuk menata ulang komposisi aset mereka. 

Langkah ini dianggap wajar sebagai respons terhadap perubahan kebijakan moneter yang memengaruhi tingkat pengembalian simpanan.

“Kalau mungkin dulu suku bunga tinggi, kadar (porsi) cash atau deposito bisa sampai 40 persen. Tapi kalau suku bunga sudah turun, orang akan mencari asset class yang bisa memberikan pendapatan lebih baik,” ujar Lanny di Jakarta, Selasa (21/10/2025).

Baca Juga: Bisnis Bullion Emas Catat Kinerja 22,7 Ton, Nasabah 4 Juta

Lanny menuturkan, tren penurunan suku bunga telah diantisipasi sejak awal oleh para investor berprofil affluent. Mereka cenderung menyesuaikan portofolio ke instrumen yang lebih produktif, seperti obligasi, reksa dana, maupun saham. Penyesuaian ini dilakukan secara terukur tanpa menimbulkan kepanikan di pasar.

“Tren suku bunga turun itu sebenarnya sudah coming, sudah mau datang, dan nasabah-nasabah kami juga portofolionya sudah lebih swinging ke investasi yang bisa memberikan pendapatan lebih,” tambahnya.

Ia menjelaskan, perubahan arah kebijakan moneter berpengaruh terhadap cara investor menyeimbangkan alokasi aset mereka. 

Misalnya, porsi kas dan deposito yang sebelumnya mencapai 30–40 persen kini cenderung menurun, sementara investasi di surat utang dan saham meningkat.

Menurut Lanny, prinsip diversifikasi tetap menjadi kunci utama dalam menjaga stabilitas hasil investasi. Dengan pendekatan portofolio yang seimbang, investor bisa mengelola risiko sekaligus menangkap peluang di tengah tren suku bunga yang lebih rendah.

Baca Juga: Permodalan dan Likuiditas Bank Kuat, LPS Tegaskan Komitmen Lindungi Dana Nasabah

Sebagai informasi, Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 4,75 persen pada September 2025. Keputusan itu diambil untuk mendukung pertumbuhan ekonomi domestik di tengah inflasi yang terkendali serta perlambatan global.

Penurunan suku bunga ini diharapkan memperkuat permintaan kredit dan investasi sektor riil, namun bagi segmen wealth management, langkah tersebut mendorong investor mencari alternatif aset berimbal hasil lebih tinggi. 

HSBC menilai hal ini menjadi momentum bagi penguatan peran manajemen kekayaan dalam mendukung stabilitas pasar keuangan nasional.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: