Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Obral Diskon Startup Reservasi Restoran Dinilai Bukan Strategi Jitu

        Obral Diskon Startup Reservasi Restoran Dinilai Bukan Strategi Jitu Kredit Foto: File/ via scoopwhoop.com
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Hadirnya startup reservasi restoran yang mengobral diskon pada saat low hour dinilai tidak memberikan dampak signifikan terhadap kunjungan restoran. Sebab, pemberian diskon hanya membuat pengunjung berburu diskon, namun tidak membuat mereka datang kembali saat tidak ada diskon.

        Demikian diungkapkan oleh Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Hariyadi Sukamdani, menanggapi banyaknya startup reservasi restoran di Indonesia. Dia mengatakan, startup reservasi restoran seperti Eatigo dan Chope memang bisa membantu bisnis restoran. Diskon dari startup lain, seperti OVO dan Go-Food sampai 30% juga cukup direspons oleh pelanggan dan sedikit banyak mendongkrak penjualan.

        Tetapi belum maksimal karena karakter pelanggan restoran sekarang sangat senang dengan reservasi berdiskon maksimal. Seperti reservasi makan malam, tetapi datang pukul 17.00 hanya untuk mengejar diskon hingga 50%. Tamu kedatangannya hanya mengejar diskon, tapi belum tentu membuat tamu tersebut datang lagi tanpa diskon. Gaya hidup masyarakat sekarang yang sedang gandrung memilih makan di restoran, juga hanya berimbas sedikit pada penurunan kunjungan antara 5-8%.

        Baca Juga: Sedang Berburu Restoran? Coba Buka Aplikasi Ini

        "Aplikasi Eatigo, Chope, dan Qraved, memesan resto tanpa menggunakan telepon, belum memasyarakat dan belum terlihat yang berarti. Kalau toh ada, masih sangat kecil," ujar Hariyadi.

        Hariyadi mengatakan, pertumbuhan bisnis restoran juga sangat pesat, antara 15-20% per tahun, terutama restoran berbasis franchise, baik dari luar negeri maupun domestik. Saat ini terdapat 5.000 restoran dining dengan beragam jenis makanan. Untuk menyiasati low hour, pelaku usaha memiliki strategi jitu untuk menaikkan penjualannya, seperti mengelola web sendiri atau memberikan pengelolaan web kepada konsultan bisnis yang dipekerjakan dengan kesepakatan tentang pencapaian target penjualan restoran.

        Tantangan utama yang dihadapi oleh restoran dining saat ini, lanjut Hariyadi, adalah harus berkompetisi dengan restoran virtual. Sebab, restoran dining memiliki biaya yang cukup besar, sementara restoran virtual biayanya murah karena hanya menerima pesanan via digital dan delivery.

        Baca Juga: 10 Restoran Terbaik di Indonesia Versi TripAdvisor, Semuanya dari Bali

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Agus Aryanto
        Editor: Rosmayanti

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: