Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kementan Lakukan Deklarasi Dorong Ekspor Pertanian Asal Papua Barat

        Kementan Lakukan Deklarasi Dorong Ekspor Pertanian Asal Papua Barat Kredit Foto: Kementan
        Warta Ekonomi, Sorong -

        Sebanyak 14 instansi pusat dan daerah melakukan deklarasi dorong ekspor komoditas pertanian unggulan asal Propinsi Papua Barat. Hal ini dilakukan setelah diskusi sinergitas antar instansi diselenggarakan Badan Karantina Pertanian (Barantan) di Sorong, Senin (15/4/2019).

        Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan), Ali Jamil mengatakan bahwa perlu strategi kolaborasi yang jitu untuk dongkrak ekspor komoditas pertanian unggulan di Papua Barat.

        Menurut Jamil, data tahun 2018 dari sistem otomasi IQFAST Barantan mencatat beberapa komoditas unggulan dari Kabupaten Sorong yang bisa saja menjadi komoditas ekspor dari wilayah lain. Diantaranya biji pala, oil palm kernel, bunga pala, minyak sawit mentah, kopra, durian, alpukat, pisang, sarang semut dan buah merah. Kebanyakan komoditas tersebut dilalulintaskan ke Jakarta dan Surabaya, namun tercatat sebagai komoditas ekspor lewat daerah lain.

        "Inilah yang harus kita selesaikan bersama, pemerintah pusat dan daerah harus bersama bahu membahu," terang Jamil saat menjadi narasumber pada acara tersebut.

        Baca Juga: Kementan Akan Resmikan Museum Pertanian di Kota Bogor

        Di sela acara tersebut, Jamil juga menyerahkan Sertifikat Kesehatan Tumbuhan Antar Area (KT12) kepada pelaku usaha, Gunawan. Dari dialog dengan para pelaku usaha didapat informasi akan tingginya permintaan terhadap komoditas khas Papua Barat. Salah satunya, sari buah merah yang tidak saja diminati pasar domestik tapi juga pasar global seperti Korea Selatan, Amerika Serikat.

        Menurut Gunawan, ia mengirimkan minyak buah merah sebanyak 1 ton tujuan Jakarta dan sebagai komoditas wajib periksa Karantina, ia melaporkannya ke petugas Karantina Pertanian di Wilker Bandar Udara Sorong. Pengusaha asal Sorong Timur ini juga mengungkapkan bahwa peluang buah merah untuk diekspor sangat terbuka.

        Saat ini ia sedang menjajaki pasar di Korea Selatan dengan volume sekitar 20.000 liter. Menurutnya harga buah merah yang sudah diekstrak menjadi minyak sebesar Rp400.000 per liter, sedangkan untuk pasar ekspor berkisar US$100 per liter atau senilai Rp1.400.000. Sumber yang kaya dan cukup menjanjikan, terlebih lagi jika dapat diekspor langsung dari Sorong, katanya.

        Baca Juga: Program Modernisasi Alat Pertanian Kementan Diapresiasi

        Kepala Karantina Pertanian Sorong, Wayan Kertanegara, tercatat dari data otomasi, IQFAST diwilayah kerjanya selama Januari hingga April 2019 lalulintas buah merah dari Sorong sebanyak 3,2 ton dalam bentuk buah dan 13 liter dalam bentuk ekstrak. Wayan akan segera lakukan koordinasi dengan instansi terkait agar komoditas tersebut dapat langsung diekspor dari Sorong.

        Menurutnya, tidak kurang dari 14 instansi yang telah lakukan deklarasi untuk dongkrak ekspor asal Papua Barat. Masing-masing adalah Pemkab Sorong, Pemkot Sorong, Kadistan Pemprov Papua Barat, Kadistan Kaimana, Bank Indonesia, BPS Prov Papua Barat, Polbangtan Manokwari, BPPT Manokwari, Bea Cukai Manokwari, KSOP Sorong, BC Sorong, Ka Bandara DEO, Pelaku Usaha Agribisnis Kadistan Tambrauw termasuk Karantina Sorong serta Manokwari.

        Bupati Sorong, Johny Kamuru yang hadir dalam acara tersebut mengapresiasi upaya Kementan lewat Barantan dan akan ditindaklanjuti dengan melakukan koordinasi internal dan eksternal.

        "Sorong sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) maka dukungan pemerintah pusat tentu akan dapat digunakan mempercepat terwujudnya eksportasi komoditas pertanian asal Papua Barat langsung dari Sorong," katanya.

        Untuk mendukung upaya pemerintah Kabupaten Sorong dalam upaya tersebut, Ali Jamil juga memberikan aplikasi I-MACE (Indonesian Map of Agricultural Commodities Exports) kepada Johny Kamuru, Bupati Sorong. Tujuan aplikasi tersebut adalah memudahkan pemerintah daerah dalam memantau potensi pertanian yang ada di daerahnya agar dapat dikembangkan lebih baik.

        "Ini semua berisi data potensi pertanian, update secara real time termasuk keterangan asal daerah dan tujuan negara ekspornya," pungkas Jamil.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Kumairoh
        Editor: Kumairoh

        Bagikan Artikel: