Berdasarkan data Kementerian Pertanian (Kementan) tahun 2018, produktivitas kopi Indonesia berada pada angka 731 kg/ha. Nilai ini masih terbilang rendah kalau dibandingkan dengan potensi produktivitas yang bisa dicapai oleh tanaman kopi di Indonesia. Salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan memperbaiki metode budidaya petani.
Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), Arief Nugraha, mengatakan, potensi Indonesia pada komoditas kopi terbilang cukup besar. Menurut Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka), 90% dari pohon kopi di Indonesia sudah menggunakan tanaman klon yang unggul. Penggunaan tanaman klon unggul akan meningkatkan potensi produktivitas kopi Indonesia.
?Potensi tanaman klon unggul dari Puslitkoka adalah sekitar 1-2 ton per ha. Kalau potensi produktivitas kopi Indonesia tidak mampu berkembang, maka ada sebuah masalah yang terjadi pada cara budidaya kopi di kalangan petani,? jelas Arief, Selasa (23/4/2019).
Baca Juga: Kementan Ekspor 819,36 Ton Biji Kopi Sumatera
Ia menjelaskan, budidaya kopi yang baik dapat merujuk kepada Good Agricultural Practice (GAP) dari Puslitkoka ataupun lembaga lain, baik lembaga nasional ataupun lembaga internasional. Contoh budaya GAP yang baik adalah melakukan pemangkasan, pemupukan, penyiangan secara rutin dan juga memberikan pohon pelindung.
"Meskipun terlihat sederhana, akan tetapi pada kenyataan di lapangannya banyak petani yang tidak dapat menjalankannya. Hal ini dikarenakan adanya ketidaktahuan petani ataupun ketidakmampuan petani untuk menjalankan GAP ini. Kemampuan finansial ataupun faktor alam juga dapat menjadi penghambat," ungkap Arief.
Penyuluhan, lanjut Arief, harus dilakukan secara perlahan dan menyeluruh atau pemerintah dapat membentuk komunitas petani di tiap kabupaten/kecamatan agar para petani dapat bertukar informasi tentang bagaimana proses budidaya kopi yang baik dapat berjalan.
Baca Juga: BI Dukung Akses Pasar Ekspor Kopi Indonesia
"Dengan adanya sebuah forum untuk bertukar informasi, diharapkan terjadi peningkatan transfer pengetahuan dan pengalaman antar petani, sehingga mereka dapat meningkatkan produktivitasnya," tambah Arief.
Berdasarkan dari data FAO tahun 2017, Indonesia merupakan negara penghasil kopi terbesar keempat dunia setelah Brazil, Vietnam, dan Kolombia. Brazil sebagai penghasil kopi terbesar dunia memproduksi kopi sebanyak 2.680.515 ton, yang disusul oleh Vietnam dengan jumlah produksi sebanyak 1.542.398 ton, Kolombia dengan 754.376 ton dan Indonesia berada di peringkat keempat dengan jumlah produksi sebesar 668.677 ton.
Sementara itu, berdasarkan luas lahan tanaman kopi yang disebutkan dalam data FAO tahun 2017, negara yang memiliki luas lahan tanaman kopi terbesar adalah Brazil dengan luas area sebesar 1.800.398 ha. Sementara Indonesia berada di peringkat kedua dengan lahan seluas 1.253.796 ha dan peringkat ketiga ada Pantai Gading dengan lahan seluas 1.081.889 ha. Sementara itu di peringkat empat ada Kolombia dengan lahan seluas 798.358 ha.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Kumairoh
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: