PT Bank Mandiri (persero) Tbk berhasil menyalurkan kredit Rp790,5 triliun, tumbuh 12,4% di triwulan I 2019. Angka ini tumbuh lebih cepat dibandingkan pertumbuhan kredit industri perbankan nasional yang sebesar 12,1% di triwulan I 2019.
Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri, Ahmad Siddik Badruddin mengatakan, pertumbuhan kredit tersebut ditopang oleh penyaluran kredit produktif tercatat sebesar Rp522,6 triliun atau berkontribusi 76,3% dari total portofolio kredit bank only. Rinciannya, kredit modal kerja (bank only) sebesar Rp295,8 triliun atau tumbuh 7,0% year on year (yoy) dan kredit investasi mencapai Rp226,7 triliun, naik 13,6% yoy.
Siddik menambahkan, laju ekspansi perseroan itu ditopang oleh dua segmen utama, yakni Corporate dan Retail, terutama kredit mikro dan consumer.
Baca Juga: Laba Bank Mandiri Melesat 23,4% di Triwulan I 2019, Ini Pemicunya...
"Pada akhir Maret 2019, pembiayaan segmen corporate mencapai Rp301,9 triliun, tumbuh 17,9% yoy, segmen micro banking tumbuh 24,4% yoy menjadi Rp106,5 triliun, dan kredit consumer tumbuh 9,2% yoy menjadi Rp87,2 triliun," kata dia di Jakarta, Senin (29/4/2019).
Sementara itu, kredit infrastruktur yang telah disalurkan Bank Mandiri hingga akhir Maret 2019 sebesar Rp177,8 triliun. Kredit tersebut disalurkan kepada 7 sektor utama yakni transportasi (Rp38,9 triliun), tenaga listrik (Rp35,6 triliun), migas & energi terbarukan (Rp27,4 T), konstruksi (Rp20,5 triliun), Jalan tol (Rp17,7 triliun), telematika (Rp16,8 triliun), perumahan rakyat & fasilitas kota (Rp9,6 triliun), dan infrastruktur lainnya (Rp11,3 triliun).
?Tak hanya secara individu, komitmen kami dalam mendukung percepatan penyediaan infrastruktur ini juga telah direalisasikan melalui kerjasama sindikasi pembiayaan dengan lembaga keuangan lain. Tercatat, hingga Maret 2019, Bank Mandiri telah menyalurkan kredit sindikasi sebesar Rp66,7 triliun atau secara tahunan berhasil tumbuh 37,6%,? katanya.
Baca Juga: Mandiri Investasi Incar Dana Kelolaan Rp53 T Tahun Ini
Bentuk dukungan lain juga tercermin pada penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR), di mana pada tiga bulan pertama tahun 2019, total KUR disalurkan mencapai Rp5,17 triliun atau sekitar 20% dari target tahun 2019. Adapun 51% dari nilai tersebut atau Rp2,64 triliun telah disalurkan kepada sektor produksi, yakni pertanian, perikanan, industri pengolahan dan jasa produksi.
"Sejak pertama kali disalurkan hingga Maret 2019, Bank Mandiri telah menyalurkan KUR sebesar Rp71,1 triliun kepada lebih dari 1,32 juta debitur di seluruh Indonesia," paparnya.
Selain itu, perseroan juga berhasil memperbaiki kualitas kredit yang terlihat dari penurunan rasio Non Performing Loan (NPL) dari 3,32% pada Triwulan I/2018 menjadi 2,68% pada Triwulan I/2019, sehingga memangkas alokasi biaya pencadangan perseroan menjadi Rp2,8 triliun dari Rp3,8 triliun atau berhasil turun sebesar 28,1% YoY.
Penurunan biaya CKPN tersebut merupakan cerminan progres perbaikan kualitas kredit, pelaksanaan collection yang efektif, serta kedisiplinan restrukturisasi kredit.
?Membaiknya rasio NPL Bank Mandiri tersebut disebabkan oleh adanya perbaikan kualitas kredit di hampir seluruh segmen bisnis dan penguatan manajemen risiko serta keberhasilan dalam melakukan shifting portfolio kredit. Secara keseluruhan, tren penurunan ini mendorong kami semakin dekat dengan kisaran target NPL tahun ini sebesar 2,5%-2,7%? jelas Siddik.
Di tengah kondisi ketatnya persaingan suku bunga perbankan, pada triwulan I-2019, pengumpulan dana murah perseroan tercatat tumbuh 3,9% yoy mencapai Rp516,5 triliun. Pertumbuhan ini bertumpu pada kenaikan tabungan sebesar Rp20,4 triliun menjadi Rp331,3 triliun, dan giro yang mencapai sebesar Rp185,1 triliun.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: