Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Apa Itu Profit Taking?

        Apa Itu Profit Taking? Kredit Foto: Freepik
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Seorang trader saham tentu sudah sangat familier dengan istilah ambil untung atau profit taking. Sebenarnya apa sih profit taking itu? Secara sederhana, profit taking adalah tindakan mengambil untung dalam jangka pendek melalui penjualan saham dengan memanfaatkan situasi tertentu.

        Profit taking juga dimaknai sebagai tindakan untuk mengunci keuntungan. Sebab, tatkala profit taking dilakukan, secara bersamaan hal itu akan memengaruhi pergerakan saham individu dan bahkan pergerakan saham di pasar secara luas.

        Pemicu Profit Taking

        Seorang investor tidak semata-mata melakukan profit taking tanpa mengetahui lebih dulu kondisi pasar saat itu yang akhirnya memicu dirinya untuk melakukan profit taking. Beberapa pemicu yang dimaksud adalah sebagai berikut ini.

        Baca Juga: Apa Itu Cut Loss?

        1. Harga saham naik signifikan

        Pemicu aksi profit taking yang paling utama adalah adanya kenaikan harga saham tertentu secara signifikan. Mudahnya, di saat seperti itu, seorang investor dapat segera menjual kepemilikan sahamnya dengan memanfaatkan harga saham yang sedang tinggi-tingginya. Dengan begitu, keuntungan yang didapat dari penjualan saham tersebut akan semakin besar.

        2. Rilis kinerja emiten

        Aksi profit taking juga umumnya terjadi setelah emiten merilis kinerja keuangannya, baik untuk periode kuartalan maupun tahunan. Hal yang paling dicermati dari kinerja emiten tersebut, yaitu perolehan laba perusahaan.

        Baca Juga: Apa Itu Private Placement?

        Sebagai contoh, ketika suatu perusahaan melaporkan penurunan laba secara tidak terduga, hal itu sangat berpotensi untuk memicu investor melakukan profit taking. Mengapa demikian? Sebab, rasa ketakutan terhadap kinerja keuangan dan kestabilitasan perusahaan turut menghantui psikologis investor.

        3. Kondisi ekonomi nasional

        Aksi profit taking tidak hanya melibatkan kondisi perusahaan tempat investor menanam saham, tetapi juga melibatkan kondisi perekonomian secara nasional dan bahkan global. Misalnya saja, ketika rilis data ekonomi menunjukkan hasil yang kurang dari ekspektasi pasar, hal itu akan memunculkan kekhawatiran dalam diri investor.

        Terlebih lagi jika kekhawatiran tersebut sampai pada kekhawatiran atas tingkay utang yang tinggi dari suatu negara dan gejolak mata uang, investor tak akan ragu untuk segera mengunci keuntungannya melalui aksi profit taking.

        Dampak Profit Taking

        Jika suatu saham menjadi target dari aksi profit taking, satu hal yang dapat dipastikan adalah saham tersebut akan mengalami apa yang disebut sebagai tekanan jual. Ya, investor secara berondong-bondong melepas kepemilikan sahamnya sehingga membuat harga saham tersebut terkoreksi mendalam.

        Baca Juga: Apa Itu Golden Cross?

        Koreksi tersebut tak ayal membuat harga saham kian jatuh dan menjadi sangat murah. Kendati demikian, perlu diingat bahwa aksi profit taking terjadi hanya dalam jangka pendek. Di kala sentimen atau pemicu sudah mereda, aksi profit taking juga akan ikut mereda.

        Umumnya, ketika harga saham sudah terlalu murah, investor akan berhenti melego saham dan ada kemungkinan besar balik memborong saham tersebut dengan memanfaatkan momentum harga yang sedang di level terendah.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Lestari Ningsih
        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: