Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jangan Cuma Tubuh, Yuk Kelola Keuangan Biar Tetap Sehat di Bulan Puasa

        Jangan Cuma Tubuh, Yuk Kelola Keuangan Biar Tetap Sehat di Bulan Puasa Kredit Foto: Unsplash/Thought Catalog
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Bulan Ramadan memang bulan yang istimewa bagi umat islam, termasuk pola pengeluaran saat dan setelah ramadan juga sangat istimewa. Oleh sebab itu mengelola keuangan di bulan Ramadan sangat berbeda dibandingkan bulan-bulan lainnya.

        Perencana Keuangan, Budi Rahardjo, mengakui kegiatan puasa memang membuat pengeluaran kita sehari-hari menurun. Hal ini karena di saat puasa, uang sarapan, uang makan siang, uang rokok (bagi yang merokok), dan uang jajan lainnya tidak terpakai.

        Bayangkan jika kita sehari-hari mengeluarkan uang Rp100 ribu untuk pos-pos tersebut dan tidak terpakai selama bulan puasa, maka ada sekitar Rp3 juta uang yang kita hemat dan dapat digunakan untuk hal lainnya.

        Baca Juga: Bagai Kerja Rodi, Pegawai Muslim Amazon Sulit Salat dan Buka Puasa saat Bekerja

        Namun, kata Budi, meskipun pengeluaran sehari-hari mengalami penurunan saat bulan Ramadhan, ternyata pada umumnya pengeluaran total mengalami kenaikan, karena Ramadhan diikuti kemudian dengan perayaan Hari Lebaran yang merupakan hari besar bagi kalangan umat Islam.

        "Perayaan ini biasanya diikuti dengan berbagai tradisi, mulai dari mempersiapkan pakaian baru, makan dan kumpul bersama keluarga, membayar zakat, persiapan mudik dan rekreasi, membayar THR untuk asisten rumah tangga dan berbagai keperluan lain. Sehingga bukan tidak mungkin, akhirnya pada bulan tersebut nilai pengeluaran lebih besar daripada bulan-bulan biasa," ujar Budi kepada media di Jakarta, Senin (20/5/2019).

        Oleh karena itu, kelebihan uang atau pengeluaran harian di saat Ramadan akan lebih bijak bila digunakan untuk persiapan hari raya Idul Fitri. Tentunya agar akhirnya pengeluaran ini tidak berlebihan, perlu sekali untuk melakukan kalkulasi secara detail pengeluaran baik saat bulan Ramadan, saat Hari Raya dan setelahnya hingga gaji berikutnya diterima.

        "Jadi agar keuangan tetap sehat, pengelolaan keuangan di bulan Ramadan wajib dilakukan. Jangan sampai ibadah di bulan Ramadan kali ini terganggu dengan banyaknya kendala finansial," tambahnya.

        Baca Juga: Jelang Lebaran, BI: Penukaran Uang Baiknya di Tempat Resmi

        Saat masuk bulan Ramadan, ada beberapa hal yang seringkali membuat sebagian orang akhirnya menjadi lebih boros dari sebelumnya. Sering buka puasa di luar rumah, sering belanja makanan dan minuman dalam jumlah banyak, juga berbelanja produk diskon dalam jumlah banyak di bazaar yang berada di mall. Hindari kebiasaan tersebut karena setelah hari raya nanti, kebutuhan anda dan keluarga masih terus berlanjut.

        "Hati-hati terhadap belanja impulsif yang mengakibatkan kehilangan kendali atas sisa uang THR dengan cara menyimpannya dalam rekening terpisah dari rekening untuk pengeluaran kebutuhan sehari-hari. Antisipasi juga pengeluaran besar tahunan lain yang ternyata jatuh di bulan yang sama seperti misalnya membayar pajak kendaraan atau membayar premi asuransi," jelas Budi.

        Jika ternyata pengeluaran tersebut telah tercover dan masih ada sisa dari total penghasilan rutin, uang harian yang tidak terpakai dan uang THR yang diterima, maka sisa tersebut dapat dimanfaatkan untuk keperluan lainnya, seperti mengurangi utang, mempersiapkan dana untuk kurban, dan menambah investasi.

        Soal investasi, Budi menyarankan, ada baiknya pilih investasi yang sesuai dengan kebutuhan profil dan tujuan keuangan yang ingin diraih. Misalnya apabila investasinya adalah untuk persiapan dana pendidikan maka dapat dipilih produk yang memudahkan untuk berinvestasi secara rutin dan disiplin seperti tabungan pendidikan, asuransi pendidikan atau reksadana yang menggunakan mekanisme autodebet.

        Baca Juga: Kini Investasi Reksadana di Bibit.id Bisa Pakai Go-Pay

        "Pastikan instrumen investasi yang dipilih sesuai juga dengan karakter dari investor," ungkap Budi.

        Terkait investasi, PRUlink generasi baru dan PRUlink syariah generasi baru dari PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) bisa menjadi alternatif pilihan bagi Anda.

        ?Masyarakat perlu memahami betul apa kebutuhan masa depan mereka, rencana keuangan jangka panjang dan toleransi mereka terhadap risiko, serta mempelajari jenis-jenis produk asuransi jiwa mana yang sesuai dengan kebutuhan perlindungan mereka sebelum memilih. Produk unit link dengan ragam manfaat tambahan serta potensi hasil investasi jangka panjangnya dapat menjadi solusi tepat dalam memenuhi kebutuhan di tiap tahapan kehidupan yang berbeda,? kata Jens Reisch, Presiden Direktur Prudential Indonesia di acara peluncuran produk PRUlink generasi baru dan PRUlink syariah generasi baru beberapa waktu lalu.

        Asuransi unit link yang menawarkan premi bulanan mulai dari Rp400 ribu ini, memiliki fitur inovatif seperti PRUbooster investasi, di mana nasabah akan mendapatkan tambahan alokasi investasi setiap tahunnya.

        Kemudian PRUbooster proteksi, di mana nasabah dapat memilih agar uang pertanggungannya meningkat setiap tahun, tanpa perlu pernyataan kesehatan. Dan alokasi investasi terbentuk sejak hari pertama.

        Lebih enaknya lagi, asuransi unit link ini tidak mengenakan biaya administrasi asalkan nasabah menggunakan transaksi elektronik dan autodebit rekening, sesuai syarat dan ketentuan.

        Berdasarkan hasil survei, Prudential melihat mayoritas konsumen menekankan kebutuhan mereka untuk mempersiapkan masa pensiun, biaya rumah sakit, pendidikan anak, serta perlindungan sakit kritis sebagai alasan utama dalam memilih produk unit link.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajar Sulaiman
        Editor: Kumairoh

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: