Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Sosok 'Bill Gates' Kedua, Siapa Dia?

        Sosok 'Bill Gates' Kedua, Siapa Dia? Kredit Foto: Investor Daily
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Masa kejayaan Microsoft sempat redup saat dipimpin oleh CEO Steve Ballmer. Namun, kembali tampak bersinar ketika sosok Satya Nadella hadir. Digadang-gadang sebagai Bill Gates kedua, Nadella mampu mengembalikan keberhasilan Microsoft.

        Satya Nadella merupakan CEO Microsoft sejak 2014. Sosoknya tenang, namun berwibawa. Di bawah kepemimpinannya, perusahaan legendaris ini memiliki lebih banyak pelanggan daripada Netiflix, lebih banyak pendapatan dari cloud ketimbang Google dan kapitalisasi pasar US$1 triliun.

        Baca Juga: Awalnya Dengar Pidato Bill Gates, Kini Eric Yuan Sukses Hasilkan Cuan

        Di masa silam, meski masih perusahaan raksasa, Microsoft dianggap ketinggalan di berbagai bidang bisnis teknologi paling berpengaruh zaman ini. Melihat itu, Nadella bertindak taktis. Pria asal India itu membuang bisnis ponsel yang tak menguntungkan.

        Selain itu, mengutip dari Bloomber, ia juga memangkas 7.800 pekerjaan di 2015. Ia memotong pula pendanaan untuk Windows dan membangun bisnis cloud massif.

        Baca Juga: Nilai Pasar Lewati Rp14 Kuadriliun, Microsoft Berhasil Salip Apple!

        Perjudiannya terbayar, bisnis cloud Microsoft telah menghasilkan pendapatan US$34 miliar kala itu.
        "Saya tidak tahu apa ada perusahaan software lain dalam sejarah teknologi yang jatuh di masa sukar dan pulih dengan begitu baiknya," kata Reed Hastings, CEO Netflix mengenai Microsoft.

        Baca Juga: Microsoft Luncurkan Kolaborasi Baru AI pada Micosoft 365

        "Dia adalah rekomendasiku, juga rekomendasi Bill Gates. Kupikir dulu, dia adalah kandidat untuk menggantikanku sehingga kami memindahkannya terakhir kali di sebuah divisi besar. Aku senang dia mendapatkan pekerjaan itu (CEO-red) di mana dia melakukannya dengan hebat," puji Ballmer.

        Nadella sendiri masih merasa belum puas dengan pencapaiannya. "Di Microsoft, kami punya kebiasaan sangat buruk dengan ketidakmampuan memacu diri kami sendiri," paparnya

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Clara Aprilia Sukandar
        Editor: Clara Aprilia Sukandar

        Bagikan Artikel: