Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Low Tuck Kwong, Sosok Taipan Batu Bara di Indonesia

        Low Tuck Kwong, Sosok Taipan Batu Bara di Indonesia Kredit Foto: Forbes
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Batu bara merupakan sumber penghasilan bagi beberapa orang. Bukan hal yang sepele, batu bara bisa menjadi sumber penghidupan, bahkan bisa menghasilkan cuan dan menjadikan seseorang bergelar miliarder.

        Sebut saja Low Tuck Kwong, salah satu taipan berkat batu bara. Namanya masuk ke dalam jajaran taipan versi Forbes.

        Ia adalah pendiri dari Bayan Resources yang tercatat memiliki kekayaan sebesar US$2,4 miliar atau setara dengan Rp33,6 triliun.

        Di tahun 2014, namanya sempat menjadi orang terkaya ke-30 se-Indonesia versi Majalah Forbes. kekayaan pria kelahiran Singapura ini berasal dari saham tambang miliknya.

        Baca Juga: Sumber Harta Konglomerat Tanah Air, Kekayaannya Terus Mengalir!

        Setelah perusahaannya, PT Bayyan Resources Tbk (BYAN) mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia tahun 2008, harganya jadi melonjak tiga kali lipat. Kabarnya, perusahaan yang terdata mendapatkan keuntungan sebesar US$270 juta itu ingin mengakuisisi perusahaan tambang Australia.

        Low Tuck Kwong memang baru menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) sejak tahun 1992, selepas lima tahun dari resmi menjadi WNI, Low Tuck barulah bermain di dunia bisnis tambang batu bara. Selain itu, pria yang kini berusia 71 tahun ini juga diketahui memiliki saham di Manhattan Resources Singapura yang terdaftar di Singapura HealthPartners.

        Baca Juga: Tiga Konglomerat Asal Bangka Belitung, Kekayaannya Nggak Berujung!

        Mengutip dari situs resmi PT Bayyan Resources Tbk, Low Tuck merupakan pemegang saham pengendali dengan presentase sebesar 51,59%.

        Pria berkaca mata ini pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT Bayan Resources Tbk (2004-2008), Komisaris Utama PT Bayan Resources Tbk (2008-2018) dan anggota Komite Remunerasi dan Nominasi (2016-2018).

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Clara Aprilia Sukandar
        Editor: Clara Aprilia Sukandar

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: