Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        BI Tahan Suku Bunga Acuan, Turunkan Rasio GWM Rupiah

        BI Tahan Suku Bunga Acuan, Turunkan Rasio GWM Rupiah Kredit Foto: Fajar Sulaiman
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada 19-20 Juni 2019 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 6,00%.

        Suku bunga deposit facility menjadi sebesar 5,25% dan suku bunga lending facility sebesar 6,75%. Dengan demikian, BI telah mempertahankan suku bunga acuannya sebanyak delapan kali berturut-turut sejak November 2018.

        Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, untuk menambah ketersediaan likuiditas perbankan, BI memutuskan untuk menurunkan rasio giro wajib minimum (GWM) rupiah sebesar 50 basis poin untuk bank konvensional dan bank syariah maupun unit usaha syariah.

        Baca Juga: The Fed Pertahankan Suku Bunga Acuan

        "Sehingga masing-masing menjadi 6% untuk bank konvensional dan 4,5% untuk bank syariah atau unit usaha syariah dengan GWM rata-rata tetap 3%. Pengumuman ini berlaku sejak 1 Juli 2019," ujar Perry saat pengumuman hasil RDG BI Juni 2019 di Jakarta, Kamis (20/6/2019).

        Lebih lanjut, katanya, BI terus mencermati kondisi pasar keuangan global dan stabilitas eksternal perekonomian Indonesia dalam mempertimbangkan penurunan suku bunga kebijakan sejalan dengan rendahnya inflasi dan perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

        "Strategi operasi moneter tetap diarahkan untuk memastikan ketersediaan likuiditas di pasar uang. Kebijakan makroprudensial juga tetap akomodatif untuk mendorong penyaluran kredit perbankan dan memperluas pembiayaan bagi perekonomian," jelas Perry.

        Selain itu, kebijakan sistem pembayaran dan pendalaman pasar keuangan terus diperkuat guna mendukung pertumbuhan ekonomi.

        "Koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait terus dipererat untuk mempertahankan stabilitas ekonomi, mendorong permintaan domestik, serta meningkatkan ekspor, pariwisata, dan aliran masuk modal asing," tukasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajar Sulaiman
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: