Media sosial banyak digunakan untuk tetap berhubungan dengan teman, keluarga, dan rekan kerja. Namun, beberapa pengguna media sosial cenderung membagikan hal terkait privasi terlalu banyak. Detail seperti lokasi mereka, tempat liburan atau data pribadi lainnya yang dibagikan, membuat mereka rentan terhadap kejahatan siber, bahkan lebih buruk.
Menurut survei konsumen perusahaan solusi keamanan siber, ESET di Asia Pasifik, 31% responden mengaku telah berbagi informasi pribadi dengan orang asing di media sosial. Hal itu tidak hanya memengaruhi pengguna yang terlibat, tetapi juga teman dekat dan keluarga mereka.
"Dengan peningkatan akses internet, orang menghabiskan lebih banyak waktu online. Tapi sangat mengkhawatirkan melihat banyak pengguna internet di wilayah Asia Pasifik masih ada yang berbagi informasi secara sukarela pada orang asing," jelas Konsultan Keamanan TI PT Prosperita (ESET Indonesia), Yudhi Kukuh dalam keterangan resmi yang Warta Ekonomi terima, Jumat (21/6/2019).
Baca Juga: Data di Indonesia Rentan Dibobol, 6 Tips Pencegahan Ini Layak Dicoba
68% responden survei ESET menghabiskan lebih dari tiga jam sehari di internet, dengan sekitar 10% menghabiskan 10 jam sehari. Bahkan, 64% responden di tiap negara Asia Pasifik, kecuali Thailand (45%) menghabiskan waktu hingga enam jam sehari di internet. Sementara itu, 50% responden Indonesia menghabiskan waktu 3 jam atau kurang di internet setiap harinya dan 46% menghabiskan 4-6 jam sehari.
Tidak berbeda dengan hasil survei Forbes yang mengatakan, pengguna Indonesia menghabiskan 206 menit sehari di media sosial dibandingkan dengan rata-rata global, yaitu 124 menit. Platform teratas seperti Youtube, Whatsapp, dan Facebook semuanya digunakan oleh lebih dari 80% pengguna Indonesia saat online.
Belum habis masalah penyebaran data pribadi, penggunaan sandi yang sama pada tiap akun media sosial dan finansial juga jadi masalah di wilayah Asia Pasifik, apalagi Indonesia. Ada 46% responden yang masih menggunakan kata sandi serupa pada tiap akun daringnya. Anda salah satunya?
Yudhi mengatakan, "Karena itu, perlu ada kesadaran untuk meningkatkan praktik keamanan dan privasi terbaik untuk memastikan bahwa semua orang aman secara online."
Meskipun begitu, responden Hongkong ternyata jauh lebih parah dari responden Indonesia. Ada 70% responden yang menggunakan kata sandi yang serupa di seluruh platform.
Kiat Aman untuk Pengguna Internet dan Media Sosial
Untuk menghindari kebocoran kata sandi dan privasi data pribadi, sebaiknya Anda para pengguna internet melakukan hal-hal berikut ini:
Baca Juga: Ini Bahaya dan Cara Cegah Cryptojacking, Pembajakan Komputer Buat Nyuri Bitcoin
? Hindari penggunaan kata sandi yang sama atau serupa di seluruh platform
Ini menempatkan semua akun Anda dalam risiko, seandainya kata sandi dapat ditebak. Itu artinya Anda membuka peluang kepada peretas karena dengan sekali dayung mereka bisa dapatkan semua akun Anda. Hanya perlu menebak satu kata sandi atau mendapatkan akses melalui salah satu kredensial login dari layanan internet populer, untuk mengakses akun di platform lainnya.
? Hindari penyimpanan kata sandi di peramban (browser)
Peramban tidak memberikan perlindungan jika seseorang menguasai perangkat fisik tersebut. Pengelola kata sandi atau password manager sangat direkomendasikan sebagai cara untuk mengelola kata sandi yang berbeda.
? Berhati-hatilah saat menggunakan WiFi publik
Selalu lakukan beberapa tindakan pencegahan saat login sebagai langkah preventif apabila penjahat siber membuat jaringan palsu untuk memikat orang yang tidak menaruh curiga. Ada beberapa cara untuk memastikan keamanan, seperti misalnya memeriksa apakah situs web menggunakan https, menggunakan jaringan pribadi virtual (VPN) atau tidak mengakses informasi sensitif saat terhubung ke publik Wifi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: