Lanskap Media Sosial 2025: Instagram dan TikTok Unggul, Facebook dan X Mulai Tergeser

Laporan terbaru dari Emplifi bertajuk "Social Media Benchmarks Report 2025" mengungkap perubahan signifikan dalam perilaku pengguna dan strategi pemasaran merek di berbagai platform media sosial.
Berdasarkan analisis terhadap lebih dari 200.000 akun merek selama tahun 2023 hingga 2024, laporan ini menyoroti dominasi konten video pendek dan pentingnya kolaborasi dalam meningkatkan jangkauan dan keterlibatan audiens.
TikTok tercatat sebagai platform dengan pertumbuhan pengikut tercepat, mencatat rata-rata pertumbuhan bulanan sebesar 21%. Pertumbuhan ini didorong oleh minat tinggi di kalangan Gen Z dan efektivitas format video pendek berbasis tren.
Sementara itu, Instagram mempertahankan posisi strategisnya dengan pertumbuhan yang stabil, terutama berkat popularitas Reels. Format Reels bahkan melampaui konten gambar dalam frekuensi unggahan oleh merek, dan terbukti menghasilkan tingkat keterlibatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan TikTok.
Facebook menunjukkan penurunan dalam pertumbuhan organik dan semakin bergantung pada iklan berbayar, sementara X (sebelumnya Twitter) mengalami penurunan aktivitas dan pengurangan signifikan dalam investasi iklan oleh merek besar.
Laporan menunjukkan bahwa banyak merek mempertimbangkan kembali keberadaan mereka di X karena rendahnya tingkat pengembalian investasi.
Kolaborasi dengan kreator dan merek lain juga menjadi strategi yang semakin populer. Jumlah merek yang mempublikasikan konten kolaboratif meningkat dari 1,7% di awal 2023 menjadi 4,1% di akhir 2024. Konten kolaboratif terbukti mampu meningkatkan keterlibatan hingga 3,4 kali lipat, terutama pada merek dengan jumlah pengikut kecil.
Baca Juga: Mendorong Produktivitas Kelapa Sawit Lewat Mekanisasi dan Digitalisasi
Selain itu, laporan mencatat pentingnya user-generated content (UGC) dalam bentuk Instagram Story mentions. Merek yang sering disebut dalam cerita pengguna cenderung memperoleh jangkauan dan interaksi lebih tinggi, bahkan hingga 10 kali lipat dibandingkan jumlah cerita yang mereka buat sendiri. Fenomena ini menunjukkan bahwa partisipasi audiens secara organik memiliki nilai strategis yang tinggi dalam memperluas eksposur merek.
Dalam hal strategi iklan, Facebook Reels dinilai unggul dari sisi jangkauan berkat biaya CPM yang lebih rendah, sedangkan Instagram Reels lebih efektif dalam membangun keterlibatan audiens. Kombinasi penggunaan keduanya dinilai optimal untuk kampanye pemasaran yang ingin menjangkau luas sekaligus mempertahankan kedekatan dengan pengikut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement