Senasib dengan Huawei, 5 Perusahaan China Ini Juga Dimusuhi Trump
Amerika Serikat (AS) kembali membuat daftar hitam bagi industri teknologi asal China. Jika sebelumnya Huawei yang terkena, kali ini ada empat perusahaan dan satu lembaga yang terlibat pada superkomputer dengan aplikasi militer.
Dilansir laman Indian Express, Sabtu, 22 Juni 2019, pemerintah Amerika Serikat beralasan melakukannya atas nama keamanan nasional. Mereka menilai akses saingan geopolitik Asia pada teknologi Amerika Serikat.
Baca Juga: Tekanan Amerika Kian Meningkat, Huawei Mau Jual Bisnis Kabel Bawah Lautnya?
Langkah ini diambil mendekati pertemuan pemimpin dua negara. Dijadwalkan Donald Trump dan Xi Jinping akan bertemu untuk mengurangi perselisihan keduanya di bidang perdagangan.
Salah satu dari lima nama tersebut adalah pembuat superkomputer Sugon. Organisasi itu menggantungkan pasokan dari perusahaan Amerika Serikat seperti Intel, Nvidia dan Advanced Micro Devices.
Sedangkan tiga lainnya terafiliasi dengan Sugon dan terakhir adalah Institut Teknologi Komputasi Wuxi Jiangnan. Menurut Amerika Serikat, baik Sugon dan Wuxi Jiangnan Institute dimiliki lembaga penelitian militer China. Keduanya terlibat dalam pengembangan generasi berikutnya dari komputasi kinerja tinggi.
Baca Juga: Tak Gentar Hadapi Boikot Amerika, Huawei Merapat ke Rusia
Komputasi itu akan membantu modernisasi di bidang militer. Analis Teknologi Eurasia Group, Paul Triolo mengatakan bahwa teknologi yang terlibat mendukung tugas-tugas militer seperti menjalankan simulasi nuklir, menghitung lintasan rudal serta algoritma hipersonik.
"Ini semua tentang perlombaan meningkatkan komputasi, yang ditetapkan China sebagai prioritas utama," ujarnya.
Dia menambahkan bahwa Sugon memiliki dukungan besar dari pemerintah setempat. Sementara itu, ini bukan kali pertama AS menempatkan perusahaan China dalam daftar hitam. Pada 2015 lalu, National University of Defense Technology, China masuk dalam daftar tersebut.
"AS secara bertahap menekan akses ke teknologi AS untuk elemen-elemen utama superkomputer China generasi berikutnya," ujar dia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Annisa Nurfitri